Tulisan Lain
Menunggu...

3 November 2015

IPTEK Tak Menjamin Kebahagiaan

Oleh Joko Wahyu Sampurno
(Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim (STAIL) Surabaya)

Para ahli ilmu pengetahuan pernah meramalkan dengan sombongnya, bahwa tidak lama lagi dunia ini akan dikuasai oleh ilmu pengetahuan. Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan, kehidupan manusia akan terjamin dan akan merasa lebih berbahagia.

Mereka memperkirakan bahwa dengan berkembangnya iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) hendak dijadikannya dunia ini sebagai surga, dan surga berada di telapak tangan, bukan hanya di angan-angan sebagai yang dikatakan oleh kaum agama.

Dan tentu saja, atas perkembangan iptek dapat dilihat sekarang, ia berkembang sangat pesatnya. Akan tetapi, benarkah tentang iptek yang hendak menjadikan dunia ini layaknya surga ?


Jika iptek itu layaknya surga, mengapa di zaman sekarang banyak orang yang tinggal di kota-kota besar ingin sekali hendak merehatkan diri atau refreshing ke tempat-tempat sunyi atau ke lereng-lereng gunung ? Apakah itu termasuk indikasi bahwa dirinya sudah bosan dengan hiruk pikuknya zaman modern yang penuh dengan iptek  ini.

Ternyata setelah diselidiki bahwa di zaman sekaranglah banyak terdapat penyakit darah tinggi, penyakit urat syaraf, hati yang selalu gelisah, dan jiwa hancur berantakan. Dan justru berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tidak juga mampu membuat manusia senang dan bahagia meskipun sudah banyak dimajukan oleh kemajuannya.

Tentu ada yang salah dengan manusia ini, yang menyebabkan manusia ini tidak terbahagiakan oleh iptek yang sudah berkembang pesat ini.

Menurut riset yang dilakukan University of Maryland, orang-orang yang paling bahagia menonton TV 30% lebih sebentar daripada mereka yang menghabiskan waktu lebih sering di depan TV (data tersebut diambil dari sampel 45.000 orang Amerika selama 34 tahun). Mereka yang jarang menonton TV lebih suka menggunakan waktunya untuk bersosialisasi, membaca, atau menghadiri acara-acara keagamaan. Yang notabene TV merupakan barang hasil dari berkembangnya iptek itu.

Menurut Buya Hamka dalam bukunya Pandangan Hidup Muslim, hidup yang seimbang ialah yang terdapat kerjasama diantara badan dan roh, kekayaan benda dan lebih dari itu kekayaan jiwa.
Kemungkinan salah satu penyebab hidup tidak bahagia adalah kurangnya manusia memandang serta memperhatikan masalah jiwa dan masalah hati mereka, apakah sudah terpuaskan oleh benda materil hasil indukan iptek ataukah membutuhkan satu ramuan khusus yang disebut “beragama” ?

Sungguh solusi yang tidak masuk akal jika seseorang yang tidak bahagia kemudian orang itu membeli sebuah produk kebendaan, padahal yang haus oleh rasa bahagia itu adalah jiwa mereka. Maka guyurlah rasa dahaga kebahagiaan itu dengan mendekatkan kepada Yang Maha Memberi Kesejahteraan (As-Salaam), yaitu Alloh Ta’ala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulisan yang sering dibaca...

Template developed by Confluent Forms LLC; more resources at BlogXpertise