Tulisan Lain
Menunggu...

21 November 2015

Manajemen Humas: Cakupan, Kegunaan, dan Media Humas Eksternal

MAKALAH
Disampaikan untuk Memenuhi Tugas Kuliah
yang Dipresentasikan Di Seminar Kelas Mata Kuliah Manajemen
Humas
  
Dosen:
Faishal Haq, M.Pd.I

Oleh:
Sudi Haryadi
Teguh Prasetya


Manajemen Pendidikan Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim
Hidayatullah - Surabaya
2015



KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kepada kita nikmat yang sempurna, yaitu nikmat Islam. Bagi-Nya segala puji apa yang di langit dan di bumi, di dunia hingga akhirat. Bagi-Nya segala syukur atas kebaikan dianugerahkan kepada semua manusia. Semoga nikmat-Nya selalu diabadikan kepada kita selama-lamanya. Semoga kita diberi kekuatan untuk bersyukur kepada-Nya.
Pada kesempatan ini, pemakalah hendak menyajikan “Cakupan, Kegunaan, & Media Humas Eksternal”, dengan keterbatasan waktu maupun referensi dalam menyajikan makalah ini, tentu banyak sekali kekurangan dalam makalah yang saya buat ini. Sehingga pemakalah memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan pemakalah.
Semoga dapat menambah pengetahuan dan khazanah, Insya Allah.








                                                                                                                        Penulis,




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Perkembangan dunia pendidikan semakin maju. Hal itu ditandai dengan kualitas dan kuantitas lembaga pendidikan yang semakin membaik. Kesuksesan dan keberhasilan tersebut tidak lepas dari peran semua komponen-komponen pendidikan yang mampu menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing dengan baik. Sebuah sistem yang baik maka akan menghasilkan proses yang baik dan hasil yang dicapai pun akan baik pula. Disinilah letak vital dari pada peran humas dalam mensosialisasikan sebuah lembaga pendidikan kepada masyarakat.
Dalam rangka membangun kepercayaan masyrakat, humas eksternal memiliki tugas yang tidak ringan. Membangun dan mempertahankan stigma sebuah lembaga pendidikan sangat bergantung kepada kontribusi humas eksternal lembaga yang bersangkutan.
B.     Rumusan masalah
1.      Pengertian humas Eksternal ?
2.      Jurna Eksternal ?
3.      Media Audiovisual ?
4.       Literatur Edukatif ?
5.       Komunikasi lisan ?
6.       Pameran ?
7.       Seminar dan Konferensi ?
8.       Sponsor ?



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Humas Eksternal
Humas eksternal adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara citra sekolah (lembaga) dan saling pengertian antara sekolah /lembaga pendidikan dengan segenap elemen yang berada di luar lingkungan sekolah.[1]
Dari definisi di atas maka humas eksternal diharapkan secara terencana dan berkesinambungan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Jadi humas eksternal memiliki peran sebagai alat komunikasi bagi sekolah / lembaga pendidikan di dalam menyukseskan kegiatan dan visi misi sekolah.
Sebagai alat komunikasi, humas eksternal berhubungan dengan pihak-pihak yang masih ada hubungan dengan sekolah. Secara sederhana humas berinteraksi dengan khalayak pendidikan yaitu, komite sekolah, pemerintah, wali murid, institusi luar, perusahaan, bisa juga LSM, dan juga media dan wartawan yang dapat dijadikan sebagai penunjang terhadap kemajuan pendidikan.
Hubungan dengan publik diluar sekolah  merupakan keharusan yang mutlak. Karena sekolah tidak mungkin berdiri sendiri tanpa bekerja sama dengan pihak pihak  yang lain. Karena itu sebuah lembaga atau sekolah harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik-publik  dan masyarakat yang berada diluar lembaga atau sekolah.
Salah satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik ekstern secara informatif dan persuasif. Informasi yang disampaikan hendaknya jujur, teliti dan sempurna berdasarkan fakta yang sebenarnya. Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik.
B.     Jurnal Eksternal
Proporsi keberadaan jurnal eksternal hanya 15 persen dari jurnal internal. Tapi, di Amerika Serikat media ini sudah menjadi alat utama humas sejak pertengahan abad kesembilan belas. Jurnal eksternal yang pertama diterbitkan oleh Singer company (perusahaan pembuat mesin jahit yang pertama di dunia). Jurnal eksternal tersebut sengaja di buat untuk para pemakai mesin jahit. Kemunculan jurnal itu selanjutnya menjadi bagian dari sejarah humas universal.
Jurnal Eksternal tidak harus diartikan semata-mata sebagai suatu bentuk terbitan tentang suatu perusahaan yang dibagikan kepada pihak-pihak luar. Pihak luar tidak akan tertarik  dengan masalah - masalah yang dihadapi oleh suatu organisasi. Apalagi dewasa ini pilihan bacaan sudah demikian banyak, termasuk majalah -majalah prestisius. Majalah -majalah seperti itu  jelas lebih menarik untuk dibaca daripada sekedar terbitan yang mengisahkan berbagai keributan yang terjadi di suatu organisasi. Jadi, sama halnya dengan majalah atau terbitan umum, jurnal eksternal harus dibuat sedeikian rupa sehingga dapat menjangkau khalayak yang dituju.[2]
Bila dibandingkan dengan pihak internal, pihak eksternal tentu saja lebih bermacam-macam. Oleh karena itu, suatu perusahaan perlu menetapkan lebih dahulu siapa khalayak pembaca dari jurnal eksternal yang hendak diterbitkannya. Pihak-pihak yang sering menjadi khalayak pembaca jurnal eksternal adalah sebagai berikut:
1.      Para distributor: Mereka ini perlu mendapatkan jurnal eksternal dalam rangka pengakraban hubungan, menddik mereka bagaimana caranya menggunakan produk atau jasa perusahaan dengan baik, membantu mereka menjalankan operasi usahanya secara lebih efisien serta memberi petunjuk bagi mereka bagaimana mempromosikan penjualan.
2.      Para pengguna dan konsumen: Mereka juga perlu mendapat jurnal eksternal agar lebih mengetahui keunggulan dan tata cara pemakaian produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Untuk produk yang berupa komponen atau bahan baku maka pihak-pihak yang merupakan penggunanya adalah para perakit, formulator, serta para produsen sekunder.
3.      Patron: Yang dimaksud patron disini adalah pihak-pihak yang secara tidak langsung berhubungan dengan operasi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan, namum mereka memiliki kaitan-kaitan tertentu dan potensi yang penting.
4.      Para pemimpin atau pencipta pendapat umum: karena mereka sangat berpengaruh,mereka perlu diberitahu mengenai sejarah, kebijaka, prestasi, karya riset, dan berbagai aspek lainnya dari suatu organisasi. Dengan cara demikian diharapkan mereka akan memiliki pendapat yang baik mengenai organisasi tadi.
5.      Calon konsumen : Contoh calon konsumen adalah anak-anak. pesan-pesan mengenai kesehatan, ketertiban, dan sebagainya dapat disampaikan melalui komik atau majalah anak-anak.
Sejauh mana sebuah media dibaca, dinikmati, dan menimbulkan pengaruh perlu diketahui untuk memperthankan atau meningkatkan kualitasnya.hanya saja, pengukuran secara tepat agak sulit dilakukan. Meskipun demikian, ada beberapa cara yang biasa ditempuh guna mengukur sejauh mana suatu media telah berhasil menyentuh para pembacanya.[3] Antara lain adalah sebagai berikut:
1.      Survei pembaca: Pada survei ini para pembaca diminta mengisi suatu kuesioner serta menyertakan  pendapatnya mengenai suka atau tidak sukanya mereka terhadap suatu media.
2.      Kompetisi: Jika suatu majalah sering mendapat saingan dari ”muka-muka” baru yang ingin menampilkan sosok atau liputan sejenis, itu menunjukan majalah tadi cukup menarik dan diminta pembaca.
3.      Surat-surat pembaca: Dipublikasikan atau tidak, jumlah surat pembaca dapat menunjukan sejauh mana mereka menaruh minat dan perhatian atas suatu jurnal.
4.      Respon terhadap iklan: Apabila produk-produk yang diiklankan di suatu majalah mengalami lonjakan angka penjualan maka minat dan kepercayaan masyarakat terhadap majalah itu tinggi.
5.      Pengutipan artikel: apabila suatu jurnal sudah memiliki jangkauan yang cukup luas dan dipercaya maka berbagai aritkel yang dimuatnya akan sering kali dikutip dan dimanfaatkan secara luas.
6.      Dampak: Yang dimaksud dengan dampak disini adalah hasil-hasil nyata dari usaha humas yang dilakukan melalui jurnal eksternal.

C.    Media Audiovisual
Ini merupakan salah satu kemajuan penting didunia media yang harus diperhatikan oleh para praktisi humas. Tidak seperti pers, radio,dan televisi, perangkat audiovisual adalah suatu media yang bercakupan terbatas yang dimiliki dan sepenuhnya dikendalikan oleh pihak tertentu  yang diarahkan kepada khalayak yang bersifat terbatas pula. Penerapan sistem ini memerlukan sejumlah lembaga pendukung,seperti perpustakaan film (dalam kaset-kaset video) yang sanggup menyimpan, memelihara, serta mendistribusikan kaset-kaset rekaman tersebut kepada khalayak.[4]
Sebelum membuat media audiovisual, kita terlebih dahulu menentukan apa tujuannya, siapa khalayaknya, seberapa jauh jangkaunnya, dan bagaimana caranya khalayak tersebut ditentukan.
1.      Tujuan:  Audiovisual adalah salah satu alat untuk menjangkau khalayak dalam rangka mengkomunikasikan pesan khusus demi mencapai tujuan-tujuan tertentu.
2.      Khalayak: Apakah informasi yang disajikan melalui audiovisual dan gaya penyajiannya sudah cocok dengan khlayak yang ehndak dituju? Apakah pernik-pernik teknis perlu diuraikan kepada khalayak? Bisakah urainnya dibuat sesederhana mungkin tanpa mengurangi maknannya? Setiap jenis khalayak memerlukan perlakuan yang tentu saja berlainan.
3.      Masa liputan: Jika media audiovisual hendak dipakai dalam waktu lama maka selama berlangsungnya proses perekaman, hal-hal yang terkait dengan waktu perlu dihindari, misalnya saja, kita tengah merekam kehidupan sehari-hari di suatu organisasi maka hal-hal seperti mode pakaian, bentuk kendaraan, dan berbagai hal lainnya  yang identik dengan suatu kurun waktu atau periode tertentu hendaknya dijauhi.

D.    Literatur Edukatif
Berbeda dari literatur penjualan, literatur edukatif adalah semua bahan cetakan yang dibuat untuk menjelaskan atau mendorong   digunakannya suatu produk atau jasa pelayanan, atau berbagai manfaat dan nilai dari produk tadi. Yang termasuk dalam kategori ini adalah lembaran resep dan buku masakan yang khusus di terbitkan menyertai sebuah produk. Kita sering menemukan lembaran seperti ini pada produk mentega atau minyak goreng. Produk pestisida biasanya juga disertai dengan petunjuk-petunjuk cara nerawat tanaman,dan ada juga beberapa produk tertentu (buku agenda) yang disertai dengan sisipan peta.[5]
E.     Komunikasi Lisan
Penyampaian suatu uraian secara lisan, mungkin juga dengan didukung oleh peralatan audiovisual, merupakan salah satu kegiatan humas yang penting. Beberapa organisasi bahkan telah memperkerjakan para pembicara secara permanen dan diserahi tugas khusus  untuk menyampaikan penjelasan mengenai organisasinya di berbagai club dan perkumpulan masyarakat. Ada pula perusahaan yang menyewa pembicara dari luar secara freelance. Tapi akan lebih baik jika pembicara tersebut merupakan salah seorang pegawai atau orang dalam organisasi yang benar-benar menegetahui seluk beluknya.[6]
F.     Pameran
Humas pameran adalah pelaksana fungsi-fungsi humas melalui penyelenggaraan pameran atau ekshibisi. Pada umumnya, pameran dagang atau pameran-pameran yang terbuka untuk umum merupakan suatu media  ikaln,karena tujuan penyelenggaraan pameran tersebut adalah untuk memperkenalkan suatu produk kepada ,masyarakat agar mereka lantas tertarik, kemudian membelinya.Sebenarnya, kegiatan humas juga dapat memanfaatkan acara pameran untuk mencapai tujuan-tujuannya. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah hal yang sebaliknya, yakni kegiatan-kegiatan humas tersebut juga bermanfaat menunjang keberhasilan dari suatu penyelenggaraan pameran atau ekshibisi. Acara promosi lewat pameran akan lebih berhasil memikat para konsumen jika acara itu disertai program humas. Dengan demikian,terdapat keterkaitan yang sangat erat antara kegiatan humas dan acara pameran. Pameran juga merupakan satu-satunya media periklanan yang menyentuh semua pancaindra; mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit.dll[7]
1.      Manfaat Humas Pameran
Para promotor pameran sering menggunakan dalam bentuk acara pameran itu sendiri (ingat, pameran merupakan salah satu bentuk media humas, dan inilah yang disebut humas pameran) dalam rangka memberitahukan pesan-pesannya kepada setiap calon peserta pameran dan pengunjung, serta untuk mendukung tercapainya tujuan-tujuan dari setiap peserta atau partisipan acara pameran. Media humas lainnya yang juga sering digunakan di tengah berlangsungnya pameran adalah sebuah pos atau pusat penerangan yang melayani segenap peserta pameran dan juga para pengunjung, terutama bagi kalangan media massa.
2.      Variasi Pameran
Adapun jenis-jenis ekshibisi atau pameran dapat diklasifikasikan sebagai berikut;
a.       Pameran umum (public exhibition), yakni pameran yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu organisasi atau produknya,atau suatu hal khusus kepada khalayak umum.
b.      Pameran dagang (trade exhibition), yakni suatu pameran yang khusus bagi kalangan atau pihak tertentu, mulai dari para pengunjung pameran, perusahaan-perusahaan bonafide, calon pembeli, instansi pemerintah yang menangani perdagangan dan unsur-unsur lainnnya dari komunitas bisnis.
c.       Pameran luar ruang (outdoor exhibition), seperti indonesia Air Show serta berbagai macam pameran produk nerukuran besar, pameran produk-produk pertanian dan pameran pedesaan lainnya yang biasanya memadukan acara-acara hiburan dan pameran dagang.
d.      Pameran terbatas ( private exhibititon), diadakan dalam ruangan,baik itu dalam sebuah gedung milik sendiri maupun gedung sewaan, hanya untuk para tamu undangan.

3.      Karakteristik Khusus Pameran
Pameran modern yang biasa dipraktekkan dewasa ini sebenarnya berakar dari kebiasaan dagang di Eropa sejak abad keenam belas. Pada masa itu,seorang pedagang yang menjajakan barang-barangnya selalu menyertainya dengan acara atau atraksi hiburan untuk menarik pembeli.Nuansa kegembiraan seperti itulah yang hendak diciptakan melalui kegiatan pameran,baik itu ynang dilksanakan di lapangan terbuka maupun di gedung yang megah.
Pameran adalah bentuk media iklan yang lain dari yang lain, karena media pameran bisa merangsang terjadinya penjualan secara langsung oleh para pengunjung pameran. Berikut ini adalah sejumlah karakteristik khas pameran:[8]
a.       Mudah menarik perhatian
b.      Waktu yang longgrar
c.       Peluang percobaan prototip
d.      Peluang pertemuan tatap muka
e.       Acara demonstrasi dan pembagian sampel
f.       Adanya suasana akrab dalam pameran

4.      Perencanaan dan Pelaksanaan Pameran
Suatu organisasi peserta pameran harus sudah menetapkan rencana kegiatan humas begitu ia memesan tempat pada suatu pameran yang hendak di selenggarakan. Berikut hal-hal yang perlu dipertimbangkan oleh setiap perusahaan yang akan mengikuti suatu pameran, sebelumia mengambil keputusan untuk memesan tempat atau salah satu stan di pameran tersebut:
a.       Penyelenggara
b.      Waktu dan tempat
c.       Biaya stan
d.      Sarana-sarana penunjang
e.       Publikasi
f.       Bongkar pasang
g.      Humas
Dalam bukunya yang berjudul exhibitions and coferences from A to Z (Modina press,1989), Sam Black mengemukakan pandangan dasarnya sebagai berikut: “Pameran-pameran dikunjungi orang-orang yang berniat untuk menyaksikan sendiri barang tertentu.foto,diagram,dan berbagai ilustrasi memang penting perannya dalam menyajikan informasi-informasi teknis dan yang bersifat umum, namun hendaknya lebih diutamakan alat-alat pameran yang bersifat tiga dimensi, karena hal itu jauh lebih menarik dan juga lebih persuasif.
5.      Evaluasi Penyelenggaraan Pameran
Keberhasilan pameran tidak bisa diukur begitu saja atas dasar jumlah pengunjung yang mendatanginya. Sebagai contoh, sebuah pameran tentang perumahan atau paket jasa hiburan akan berharga bila didatangi oleh rombongan keluaga yang merupakan konsumen produk tersebut. Sedangkan dalam pameran bisnis yang dibatasi untuk kalangan pengusaha, yang akan lebih diperhitungkan tentunya adalah senioritas dan daya beli dari masing-masing pengunjung tersebut.[9]
G.    Seminar dan Konferensi
Guna menunjang penggunaan berbagai media yang telah diuraikan di atas (misalnya audiovisual atau komunikasi lisan), ada baiknya jika suatu perusahaan menyelenggarakan suatu pertemuan khusus untuk khalayak. Bentuk pertemuan itu bisa berupa seminar atau konfermasi. Penyelenggaraan suatu konferensi kehumasan mirip dengan penyelenggaraan resepsi pers. Bedanya,waktu penyelenggaraan konferensi humas lebih lama(paling  tidak satu hari penuh), melibatkan lebih banyak peserta atau tamu, programnya lebih ekstensif (melibatkan sejumlah pembicaraan dan harus didukung dengan peralatan audiovisual yang baik), dan tentu saja memerlukan biaya yang lebih banyak. Pos pengeluaran yang cukup besar antara lain harus dialokasikan untuk penyewaan ruangan atau gedung yang cukup refresentatif dan untuk pembayaran katering.[10]
H.    Sponsor
Sponsor adalah penyediaan dukungan finansial untuk suatu acara, subjek, kegiatan, lembaga, atau individu yang dianggap memang pantas menerimanya. Cikal bakalnya bermula dari patronage, yakni perlindungan serta penyediaan bantuan dana oleh para bangsawan dan hartawan kepada para artis dan musisi. Beethoven dan Mozart takkan sanggup berkarya tanpa adanya patronage yang membebaskan mereka dari tekanan kemiskinan. Demikian pula dengan Leonardo Da Vinci, yang takkan leluasa berkarya tanpa adanya bantuan dan perlindungan dari Duke of Milan. Di masa-masa berikutnya, para miliarder industrialis ternama seperti Tate, Carnegie, Ford, dan Morris menghibahkan sejumlah besar uangnya untuk mendirikan yayasan atau lembaga-lembaga pemberi sponsor.[11]                
1.      Jenis-jenis Sponsor
Ada tiga jenis sponsor yang masing-masing dibedakan berdasarkan tujuannya, yakni: a. Penyediaan sponsor untuk iklan, b. Untuk pemasaran, c. untuk tujuan humas.
2.      Manfaat dan Alasan sponsor
Siapa saja yang bersedia menyediakan sponsor pasti ingin agar jati diri atau lembaganya meraih reputasi mengesankan, memiliki nama harum ,atau agar dikenal secara luas. Dengan demikian, pada dasarnya setiap penyediaan sponsor selalu mengandung fungsi  kehumasan.
Adapun alasan-alasan pokok bagi penyediaan sponsor secara umum dapat dirangkum sebagai berikut:
a.       Untuk melancarkan suatu kampanye periklanan, melalui publikasi nama serta produk-produk perusahaan yang seluas-luasnya oleh media massa yang meliput jalannya peristiwa atau acara yang disponsorinya tersebut.
b.      Untuk mendukung strategi atau kebijakan pemasaran.
c.       Untuk memperlihatkan niat baik organisasi  atau perusahaan dalam tanggung jawab sosialnya.

3.      Cakupan Bidang Sponsor
Ada beberapa bidang atau kegiatan sponsor yang populer adalah sebagai berikut; Acara-acara OAlahraga, Acara-acara kebudayaan, Penerbitan atau Publikasi, ekshibisi atau pameran, pendidikan, Acara penghargaan profesional, Acara-acara lokal.
4.      Beberapa Pertimbangan dalam Pemberian Sponsor
a.       Memastikan tujuan diselanggarakannya acara yang akan diberinya dana atau fasilitas  tertentu dalam rangka sponsor tersebut
b.      Memilih aspek atau bidang kegiatan yang sekiranya paling sesuai dengan tujuan tujuan acara itu maupun kepentingan kepentingan pihak penyedia sponsor itu sendiri
c.       Memastikan bahwa total biaya atau dana yang harus ditanggungnya sesuai dengan tujuan yang hendak ia raih.

5.      Tujuan Tujuan Humas dari Sponsor
a.       Menciptakan atau mempertahankan nama baik, salah satu tugas utama humas adalah membangun nama baik perusahaan, baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional.
b.      Membangun citra perusahaan (lembaga)
c.       Mengakrabkan nama perusahaan
d.      Merangsang minat para wartawan untuk datang meliput.

6.      Evaluasi Hasil pensponsoran
Berhasil atau tidaknya dari sebuah pensponsoran bisa diukur berdasarkan metode tertentu seperti berikut :[12]
a.       Memantau liputan media
b.      Dengan menggunakan teknik teknik riset pasar, yang dapat merekam situasi pasar sebelum, selama, dan sesudah pensponsoran itu dilakukan, untuk melihat apakah tujuan tujuannya dapat tercapai.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Untuk mengembangkan dan memajukan sebuah lembaga pendidikan sangat dibutuhkan subuah wadah yang akan mempromosikan lembaga kita kepada khalayak banyak dan menjadikan sekolah kita dapat mencapai tujuan yang telah di tentukan dengan jangka waktu yang sudah di tentukan pula.
Adapaun wadah tersebut adalah Humas Eksternal yang memiliki beberapa komponen dalam mendukung proses kegiatan sekolah tersebut ; seperti jurnal eksternal , media audiovisual, literatur edukatif, komunikasi lisan, pameran, seminar dan konferensi serta sponsor.
Semua komponen komponen diatas, adalah yang bergerak memberikan informasi dan dan mencari informasi yang penting dan berguna untuk khalayak terhadap perkembangan dan kegiatan kegiatan apa saja yang dilakukan oleh lembaga pendidikan yang kita kelola. Disamping itu juga dengan adanya humas eksternal ini pula dapat di jadikan sebagai alat untuk mengetahui seberapa besar masyarakat meminati atau menyukai lembaga pendidikan kita. Tentunya itu semua juag tidak terlepas dengan komponen komponen lainnya yang juga memiliki tujuan yang sama, dalam memajukan dan mengembangkan lembaga pendidikan kita.
Karena sudah jelas dan tidak dapat kita hindari bahwa semua lembaga akan dan pasti berhubungan dengan pihak pihak yang ada di luar dan bahkan harus menjalin keharmonisan dengan lembaga itu dalam kemajuan  bersama.



DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, M. Linggar. Teori dan Profesi  Kehumasan serta Aplikasinya di Indonesia. (Jakarta: Bumi Aksara)

 





[2] M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi  Kehumasan serta Aplikasinya di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta : 2005 h.175
[3] Ibid. h. 177
[4] Ibid, h. 178
[5] Ibid, h. 184
[6] Ibid
[7] Ibid, 185
[8] Ibid, h.189
[9] Ibid, h. 194
[10] Ibid, h. 195
[11] Ibid, h. 197
[12] Ibid, h. 208

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulisan yang sering dibaca...

Template developed by Confluent Forms LLC; more resources at BlogXpertise