Disampaikan
untuk Memenuhi Tugas Kuliah
yang
Dipresentasikan Di Seminar Kelas Mata Kuliah Manajemen
Humas
Pendidikan
Dosen :
Faishal Haq,
M.Pd.I
Oleh :
Joko Wahyu
Sampurno
Fahmi Atsir
Yahya
Andi Sukarjo
Manajemen
Pendidikan Islam
Sekolah
Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim
Hidayatullah - Surabaya
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang
telah memberikan kepada kita nikmat yang sempurna, yaitu nikmat Islam. Bagi-Nya
segala puji apa yang di langit dan di bumi, di dunia hingga akhirat. Bagi-Nya
segala syukur atas kebaikan dianugerahkan kepada semua manusia. Semoga
nikmat-Nya selalu diabadikan kepada kita selama-lamanya. Semoga kita diberi
kekuatan untuk bersyukur kepada-Nya.
Pada kesempatan ini, pemakalah
hendak menyajikan “Fungsi Hubungan Masyarakat
(Public Relations) dalam Dunia Pendidikan”, dengan keterbatasan waktu
maupun referensi dalam menyajikan makalah ini, tentu banyak sekali kekurangan
dalam makalah yang saya buat ini. Sehingga pemakalah memohon maaf yang
sebesar-besarnya atas kesalahan pemakalah.
Semoga dapat menambah pengetahuan
dan khazanah, Insya Allah.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada
hakekatnya Humas (Hubungan Masyarakat) atau Public Relations ini
merupakan metode komunikasi yang meliputi berbagai teknik komunikasi. Dimana
didalam kegiatannya terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang
harmonis antara suatu badan/ perusahaan dengan publiknya. Dengan demikian dapat
disimpulkan, bahwa Public Relations merupakan suatu fungsi manajemen.
Disini diciptakan suatu aktifitas untuk membina dan memelihara sikap budi yang
menyenangkan bagi suatu lembaga/perusahaan disuatu pihak dengan publik dipihak
lain.
Peranan
Public Relations sangat dibutuhkan oleh hampir semua bentuk organisasi
atau lembaga, bersifat komersial maupun tidak komersial, dari perusahaan
industri, organisasi profesi, institusi pendidikan, organisasi sosial budaya
sampai pemerintahan. Secara garis besar Humas merupakan salah satu ujung tombak
dari suatu organisasi, Humas sangat diperlukan untuk menjalin komunikasi dengan
para stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan
program organisasi kepada publik.[1]
Keberhasilan pendidikan
tidak hanya ditentukan oleh proses pendidikan di sekolah termasuk tersedianya
dana maupun sarana dan prasarana saja, tetapi juga ditentukan oleh lingkungan
keluarga dan atau masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab
bersama antara pemerintah, sekolah, keluarga dan masyarakat. Ini berarti mengisyaratkan
bahwa orang tua murid dan masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk
berpartisipasi, turut memikirkan dan memberikan bantuan dalam penyelenggaraan pendidikan
di sekolah. Bentuk dukungan ini bisa beragam dan sangat situasional tergantung
kepada bantuan seperti apa yang diperlukan oleh sekolah.[2]
Sesuai tugasnya, Humas
memiliki peran ganda dalam kinerjanya yaitu fungsi internal dan eksternal.
Menurut M. Linggar Anggoro (2001), kegiatan Humas internal lebih kepada
membangun komunikasi dan distribusi informasi ke dalam personal di lembaganya.
Sementara fungsi eksternal Humas lebih bersentuhan dengan pihak luar, khususnya
yang berkompeten. Departemen Pendidikan Nasional pernah mengeluarkan job
description Humas di sekolah. Tugas Humas eksternal seperti membina,
mengatur dan mengembangkan hubungan dengan komite sekolah, membina pengembangan
antara sekolah dengan lembaga pemerintahan, dunia usaha dan lembaga sosial
lainnya.[3]
Public
Relations mempunyai tugas ganda, di satu pihak
berupaya menjaga citra perusahaan dan di lain pihak ia harus berhadapan dengan berbagai
situasi yang kurang menguntungkan seperti opini publik yang negatif,
kontroversial hingga krisis. Dalam mengatasi perubahan opini publik, para
praktisi Public Relations perlu mengingat kembali salah satu upaya Public
Relations yaitu melakukan proses transfer dari situasi negatif diupayakan
menjadi situasi positif yang menguntungkan,
khususnya merekayasa atau menggalang opini publik sesuai tujuan dari Public
Relations, untuk memperoleh citra yang baik bagi perusahaannya.[4]
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah sebagai
berikut:
a.
Apakah
yang dimaksud dengan Humas internal ?
b.
Apakah
yang dimaksud dengan Humas eksternal ?
c.
Bagaimana
hubungan Humas sekolah dengan lingkungan sekitar ?
d.
Bagaimana
peran pihak Humas sekolah ?
C.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, dapat diketahui tujuan penulisan sebagai berikut:
a.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan Humas internal,
b.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan Humas eksternal,
c.
Untuk
mengetahui bagaimana hubungan Humas sekolah dengan lingkungan sekitar,
d.
Untuk
mengetahui peran pihak Humas sekolah.
BAB II
ISI
Peranan
Public Relations dalam organisasi menurut Cutlip dan kawan-kawan terdiri
dari 4 (empat) peranan besar yang bisa saja dilaksanakan secara keseluruhan
secara bergantian dalam satu organisasi, atau sebagian saja. Empat peranan
tersebut masing-masing, (1) Teknisi Komunikasi (Communication Technician);
peranan Public Relations disini adalah melaksanakan teknis operasional
seperti menulis dan menyunting majalah, menulis siaran pers, karangan khas,
artikel, membuat dan mengembangkan situs web, serta produksi berbagai pesan
komunikasi. Untuk itu diperlukan keterampilan komunikasi dan jurnalistik, (2)
Penentu Ahli (Expert Prescriber); Public Relations dalam
menjalankan peranan sebagai penentu ahli adalah mendefinsikan masalah, membuat
perencanaan program dan bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan program
komunikasi, (3) Fasilitator Komunikasi (communication facilitator);
fungsi Public Relations disini adalah sebagai penghubung, penerjemah dan
mediator antara organisasi dan publik. Pengelolaan komunikasi dilakukan secara
dua arah. Public Relations memfasilitasi perubahan dengan menyingkirkan
rintangan serta membuat saluran komunikasi terbuka dan menyediakan informasi
yang diperlukan kedua pihak (organisasi dan publik), sehingga keduanya dapat
membuat keputusan yang saling menguntungkan. Praktisi Public Relations berfungsi
sebagai narasumber informasi dan kontak resmi antara organisasi dengan
publiknya, dan (4) Fasilitator Pemecah Masalah (Problem solver facilitator);
Public Relations dalam hal ini melakukan kerjasama dengan manajer lain
untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah. Mereka menjadi bagian dari tim
perencanaan strategi. Praktisi Public Relations disini membantu
manajemen memcahkan permasalahan dengan menerapkan proses manajemen mulai
menganalisa masalah, membuat perencanaan dan melaksanakan serta mengevaluasi.
Keterlibatan manajer lini lainnya, secara psikologis akan meningkatkan sense
of belonging terhadap permasalahan hubungan masyarakat dan diselesaikan
secara strategis serta komitmen yang kuat di setiap lininya. (Cutlip et al.
2005, 34-38)[5]
A.
Pengertian Humas Internal dan Eksternal
Humas internal adalah suatu usaha atau kegiatan dari organisasi
dengan publik lingkungan dalam organisasi dengan publik lingkungan dalam
organisasi untuk memberikan atau menanamkan kesan yang menyenangkan, sehingga
akan timbul opini publik yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup organisasi
itu.
Humas eksternal adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara
terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara citra
sekolah/lembaga pendidikan dengan segi kemajuan jaman, ilmu pengetahuan dan
teknologi telah menjadi isu pokok dalam pembangunan negara.[6]
B.
Alat Komunikasi Internal dan Eksternal
Dalam
kegiatan Public Relations, publik sasaran sangat penting untuk dipahami
karena teknik komunikasi yang dilancarkan seorang Public Relations dan
media yang digunakan ditentukan oleh yang dijadikan sasaran. Publik sasaran
dari kegiatan Public Relations terbagi menjadi dua yakni publik internal
dan publik eksternal.
Adapun
Humas sebagai alat komunikasi internal adalah, kegiatan Humas internal lebih
kepada membangun komunikasi dan distribusi informasi ke dalam personal di
lembaganya. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Mengkomunikasikan
dan memfasilitasi disposisi Kepala Sekolah yang berhubungan dengan manajemen
sekolah.
2.
Mengkomunikasikan
setiap aspirasi dari para guru, karyawan, maupun siswa kepada pihak manajemen
sekolah.
3.
Menginformasikan
kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen sekolah.
4.
Menginventarisir
potensi sumber daya manusia yang ada sesuai dengan kompetensi profesi dan
kompetensi umum untuk mengikuti seminar atau pelatihan dalam rangka peningkatan
kualitas.
5.
Menyelenggarakan
rekreasi guru dan karyawan yang bertujuan untuk refreshing, dengan harapan akan
terhindar dari jebakan kejenuhan rutinitas kerja.
Lebih
lanjut komunikasi internal bagi Humas di sekolah ada 3 macam. Pertama,
alat komunikasi kebawah (downward communication), yakni dari pihak
manajemen atau pemimpin kepada bawahan atau karyawan. Kedua, komunikasi
keatas (upward communication), yaitu dari pegawai ke pihak manajemen
atau kepada pimpinan. Ketiga, komunikasi sejajar (sideways
communication), yaitu komunikasi yang berlangsung antar pegawai.
Tingkat
efektivitas daripada Humas internal sangat dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu:
1.
Keterbukaan
pihak manajemen,
2.
Kesadaran
dan pengakuan pihak manajemen akan nilai dan arti penting komunikasi dengan
para pegawai, dan
3.
Keberadaan
seorang manajer komunikasi (manajer humas) yang tidak hanya ahli dan
berpengalaman, tetapi juga didukung oleh sumber-sumber daya teknis yang modern.
Sebagai
alat komunikasi, maka sangat diperlukan alat dalam menyampaikan informasi
tersebut, semakin bervariasinya alat komunikasi maka semakin mudah cara kerja
dari pada humas, namun pemilihan alat bantu komunikasi haruslah dipilih yang
paling sesuai dengan kebutuhan. Diantara media alat bantu komunikasi yang dapat
digunakan antara lain: jurnal internal, papan pengumuman, jaringan telepon
internal, kotak saran, obrolan langsung, dan lain-lain.
Adapun
sebagai alat komunikasi eksternal adalah humas berhubungan dengan pihak-pihak
yang masih ada hubungan dengan pendidikan, secara sederhana humas berinteraksi
dengan khalayak pendidikan yaitu, komite sekolah, pemerintah, wali murid,
institusi luar, perusahaan, bisa juga LSM, dan juga media dan wartawan yang
mengaku peduli terhadap kemajuan pendidikan. Oleh sebab itu tugas daripada
Humas sekolah sebagai alat komunikasi eksternal antara lain:
1.
Memfasilitasi
kegiatan Komite Sekolah
2.
Menjalin
komunikasi dengan para orang tua siswa
3.
Menjalin
hubungan dengan sekolah-sekolah yang lain
4.
Memperluas
hubungan dengan sekolah-sekolah dalam rangka mempererat kerja sama antar
sekolah
5.
Menjalin
kerjasama dengna instansi/lembaga lain yang terkait dengan pendidikan
6.
Mengembangkan
hubungan yang harmonis dengan dinas-dinas terkait terutama lembaga struktural
Dinas Pendidikan, baik tingkat Kota maupun Provinsi.
7.
Melakukan
komunikasi secara berkala dengan lembaga-lembaga media massa, wartawan, dalam
skala lokal dan nasional.
Media
yang dapat digunakan Humas sebagai alat bantu komunikasi eksternal antara lain:
jurnal eksternal, radio, televisi, literatur edukatif, majalah, surat kabar,
komunikasi lisan, pameran, seminar dan konferensi, sponsor.
Baik
ke dalam maupun ke luar, humas memiliki fungsi yang sama; bagaimana membangun
hubungan komunikasi dan persepsi positif kepada stakeholders pendidikan
dari negatif menjadi positif. Semula dari sikap antipati menjadi simpati, sikap
kecurigaan berrubah penerimaan, dari masa bodoh bergeser pada minat dan dari
sikap lalai menjadi pengertian.[7]
C.
Alat Sosialisasi Program Sekolah
Public
Relations disini memiliki fungsi sebagai
jembatan informasi kepada pihak-pihak terkait mengenai program-program apa saja
yang akan dilaksanakan oleh sekolah. Sekolah sebagai produsen penghasil sember
daya manusia yang kompeten harus memiliki program-program yang bisa menghantarkan
siswa-siswa seperti apa yang diharapkan bersama.
Peran
dari pada humas sebagai alat sosialisasi adalah agar semua pihak mengetahui
program apa saja dilaksanakan sekolah, kepada siapa kemudian humas
mengkomunikasikan daripada program-program sekolah, yaitu antara lain:
1.
Kepada
pihak yayasan, jika sekolah tersebut berada di bawah yayasan.
2.
Kepada
guru, karyawan, siswa sebagai masyarakat internal daripada lembaga sekolah.
3.
Kepada
pihak-pihak yang terkait dengan sekolah tersebut, misalnya komite sekolah, wali
murid, pemerintah, perusahaan, dan stakeholder terkait.
Hal
ini sebagai bentuk perwujudan sekolah sebagai lembaga sosial yang ada di
masyarakat dari dan untuk masyarakat, oleh karena itu wajib masyarakat
mengetahui program-program apa saja yang dilaksanakan di lembaga sekolah karena
ketika nanti sudah menyelesaikan pendidikan maka mereka akan kembali ke
masyarakat. Sekolah perlu banyak memberi informasi kepada masyarakat tentang
program-program dan problem-problem yang dihadapi, agar masyarakat mengetahui
dan memahami masalah-masalah yang dihadapi sekolah.
Dari
pemahaman dan pengertian ini dapat diharapkan adanya umpan balik yang sangat
berguna bagi pengembangan program sekolah lebih lanjut dan diharapkan pula
tumbunya rasa simpati masyarakat terhadap program-program sekolah, yang dapat
mengundang partisipasi yang aktif masyarakat.[8]
Beberapa
teknik yang lazim dipergunakan sebagai salah satu media dalam pelaksanaan
hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat yang umum dan memungkinkan untuk
dilaksanakan di sekolah.[9]
1.
Siaran
Radio
Siaran radio sebagai sarana penyebaran informasi memiliki
keunggulan dalam luasnya wilayah penyebaran informasi yang dapat dijangkau
dalam waktu yang bersamaan. Dengan demikian dalam waktu yang singkat dapat
disebarkan informasi kesemua pelosok pedesaan. Tetapi ada beberapa kelemahan
siaran radio sebagai media penyebaran informasi khususnya yang berkaitan dengan
program pendidikan. Kelemahan siaran radio adalah perlunya program yang
terencana dengan baik dengan mengetahui pula khalayak sasarannya sehingga media
ini semakin efektif.
2.
TV
TV Lokal mempunyai keunggulan karena luasnya wilayah yang dapat
dijangkau oleh siaran dan mampu menjangkau semua wilayah pedalaman/perdesaan
serta cukup menarik. Tetapi ada beberapa kelemahan seperti tidak semua
masyarakat sasaran (masyarakat miskin), memiliki pesawat TV, Sulitnya membuat
kemasan acara yang benar-benar menarik masyarakat .
3.
Sticker
dan Kalender
Sticker yang berisikan pesan-pesan singkat dan promosi tentang
sekolah dan poster-poster menarik dan lucu merupakan media yang sangat efektif
untuk digunakan sebagai
media penyebaran informasi. Karena sticker ditempatkan/ditempel
oleh anak-anak/masyarakat yang menjadi sasaran di berbagai tempat yang mudah
dilihat (seperti : di rumah, mobil, sepeda motor, sepeda, kapal, perahu dll),
maka frekwensi dan intensitas interaksi media dengan masyarakat sasaran menjadi
lebih banyak dan intensif.
4.
Poster
Media Poster sebagai media penyebaran informasi akan sangat efektif
untuk mencapai khalayak sasaran melalui distribusi dan penempatan yang sangat
fleksibel. Poster dapat ditempatkan ditengah-tengah masyarakat seperti pasar,
(sebagai tempat pertemuan mingguan masyarakat pedesaan), kantor pelayanan
masyarakat desa (kantor Kepala Desa, Rumah RT dsb), bahkan dapat diberikan
langsung ke rumah-rumah sasaran, serta tempat-tempat lainnya. Dengan demikian
poster diarahkan untuk mencapai khalayak sasaran sebagai berikut:
a.
Masyarakat/orang
tua yang memiliki anak usia sekolah
b.
Tokoh
masyarakat dan tokoh agama.
c.
Institusi-institusi
masyarakat seperti tempat pengajian, langgar, mushola dan masjid.
d.
Kantor
Pelayanan Masyarakat (Sekolah-sekolah dan kantor pendidikan di Kabupaten/Kodya
dan Kecamatan.
5.
Perlombaan
Perlombaan merupakan kegiatan yang cukup menarik bagi anak-anak
usia sekolah di pedesaan, hal ini akan mampu membuat dan meningkatkan motivasi
anak berkompetisi secara sehat, seperti lomba kerapihan berbusana, lomba
keterampilan bagi anak dan sebagainya. Hal ini sangat mendorong para siswa
untuk berkompetisi dan memacu kemampuannya baik secara individu maupun secara
kelompok yang mengatasnamakan sekolah. Untuk itu maka kegiatan perlombaan perlu
didesain secara tepat dan dilaksanakan sasaran dengan sasaran yang tepat, waktu
yang tepat dan substansi yang akurat.
6.
Leaflet
Leaflet sebagai
salah satu media untuk menyebarkan informasi, merupakan salah satu cara yang
cukup efektif. Sebab dengan media ini informasi dapat diberikan secara lebih
jelas dan lengkap. Di samping itu apabila media ini diberikan kepada Tokoh masyarakat,
tokoh agama, orang tua dan tokoh-tokoh lainnya, akan menjadi bahan informasi
yang jelas agar mereka dapat menjelaskan secara lengkap tentang program belajar
atau program sekolah/pendidikan kepada masyarakat sasaran. Dengan demikian mereka
merupakan kepanjangan tangan Depdiknas, sekolah atau institusi pendidikan dalam
menyebarlusakan informasi secara benar dan lengkap.
7.
Dialog
dengan Masyarakat (Pertemuan Sekolah dengan Masyarakat/ Orang Tua Murid)
Dialog langsung ini dapat dilakukan dengan orang tua murid, tokoh
masyarakat dan atau tokoh agama serta tokoh pendidikan lainnya tentang program
belajar dan program sekolah, lebih-lebih yang berkaitan dengan
kebijakan-kebijakan baru yang diambil oleh pemerintah/sekolah, yang akan
berakibat pada orang tua.
8.
Kunjungan
ke Rumah (Home Visit)
Home visit merupakan salah satu cara dalam melaksanakan hubungan
sekolah dengan masyarakat/orang tua murid yang dapat mempererat hubungan antara
sekolah dengan orang tua murid. Melalui kunjungan ini ada beberapa manfaat yang
diperoleh yaitu:
a.
Sekolah
mengenal situasi yang sebenarnya baik dari orang tua murid maupun dari siswa
secara langsung. Hal ini dapat berfungsi sebagai cross chek bagi sekolah mengenai
kondisi, karakter maupun kepribadian dan perilaku belajar anak di rumah.
b.
Orang
tua murid akan mendapat keterangan yang sebenarnya tentang anaknya di sekolah,
yang berkenaan dengan: hasil belajarnya, tingkah laku dan pergaulan di sekolah,
kehadiran di sekolah, prestasi non akademik dan lain sebagainya.
c.
Sekolah
akan memperoleh data dan gambaran yang lengkap dan akurat tentang siswa di
rumah, sikap orang tua siswa dalam kehidupan di rumah atau pola pergaulan dalam
keluarga.
d.
Sekolah
akan memperoleh data tentang kebutuhan orang tua akan pendidikan anaknya di
sekolah, beserta berbagai harapan yang mereka inginkan terhadap sekolah.
Informasi-informasi tersebut sangat diperlukan, baik oleh sekolah
maupun bagi orang tua murid dan keluarganya dalam upaya membantu memecahkan
permasalahan yang dihadapi siswa dalam belajar.
9.
Partisipasi
Sekolah dengan Masyarakat Lingkungan
Sekolah dapat berpartisipasi dengan masyarakat setempat, melalui
kegiatan-kegiatan yang bersifat umum, misalnya turut kerja bakti, gotong royong
kebersihan lingkungan dan sebagainya. Melalui kegiatan ini akan dapat menciptakan
saling pengertian antara sekolah dengan masyarakat setempat. Adanya saling
pengertian ini akan membuahkan tumbuhnya saling membantu.
10.
Surat
Kabar/majalah
Surat kabar/majalah merupakan media informasi yang dapat disebarkan
ke berbagai pihak, institusi maupun sasaran lainnya secara luas. Melalui surat
kabar sekolah ini banyak informasi yang dapat diberikan/disosialisasikan kepada
berbagai sasaran. Penggunaan surat kabar sekolah sebagai media memberikan
informasi kepada masyarakat memberikan nilai tambah yang besar, tidak hanya
memberikan informasi kepada masyarakat sekolah dan orang tua/masyarakat umum
tentang sekolah, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi siswa khususnya dalam
meningkatkan kemampuan menulis melalui latihan sebagai penulis/wartawan kecil.
Hal ini mendorong siswa untuk banyak membaca dan menggunakan bahasa secara baik
dan benar.
D.
Alat Klarifikasi Sekolah
Humas atau Public Relations juga berfungsi sebagai alat
klarifikasi sekolah khalayak pendidikan, atau stakeholder terkait. Atau
dengan maksud memberikan kejelasan tentang sesuatu kebijakan lembaga pendidikan
bila ada warga sekolah maupun masyarakat yang ingin bertanya, dan biasanya
klarifikasi ini sendiri sebagai bentuk pengembalian suatu informasi secara
ilmiah sesuai tujuan dan maksud lembaga pendidikan kepada masyarakat yang
berada dalam posisi negatif (berpikir negatif pada kebijakan lembaga
pendidikan).
Hal ini bisa menjadi alat klarifikasi internal dan eksternal
sekolah. Kegiatan Public Relations disini dimaksudkan untuk menciptakan
suatu pengertian, sikap, dan tanggapan yang lebih baik dari masyarakat sekolah
terhadap program, kebijakan, tata tertib sekolah. Tujuan daripada sistem ini
adalah memberikan informasi yang sebenar-benarnya kepada khalayak internal
sekolah.[10]
Proses transfer Public Relations[11],
No.
|
Posisi
Negatif
|
Proses
Transfer
|
Posisi
Positif
|
1.
|
Permusuhan
(Hostility)
|
Simpati
(Sympathy)
|
|
2.
|
Prasangka
(Prejudice)
|
Penerima
(Acceptance)
|
|
3.
|
Ketidakpedulian
(Apathy)
|
Berminat
(Interest)
|
|
4.
|
Ketidaktahuan
(Ignorance)
|
Pemahaman
(Knowledge)
|
Arti dari proses transfer Public Relations diatas adalah :
bagaimana membuat masyarakat yang tidak tahu menjadi tahu, masyarakat yang
sudah tahu menjadi suka dan masyarakat yang suka dipertahankan semakin suka dan
senang terus.[12]
Karena memiliki berbagai fungsi, seorang Public Relations berperan
sebagai komunikator, mediator, dan konsultan sering terjadi di masyarakat dalam
era globalisasi dan penuh kompetisi ini.
Public Relations berupaya
menciptakan sebuah suasana positif mengenai sekolah, ini dimaksudkan agar ada
kepercayaan dari guru, karyawan, dan murid-murid sehingga proses pendidikan
bisa berjalan dengan baik. Karena Humas senantiasa dihadapkan pada tantangan
dan harus menangani berbagai macam fakta yang sebenarnya, terlepas dari hitam,
putih, atau abu-abu. Perkembangan komunikasi tidak memungkinkan lagi bagi suatu
organisasi untuk menutup-nutupi suatu fakta. Oleh karena itu sangat penting
peran humas sebagai alat klarifikasi sekolah memberikan pemahaman-pemahaman
yang benar terkait apa yang terjadi di lembaga sekolah.
Jadi bisa dikatakan ini adalah proses transfer dalam humas untuk
menjadikan keberadaan lembaga sekolah yang sebelumnya negatif menjadi positif,
yang sebelumnya masyarakat antipati menjadi simpati, yang dulunya ada
kecurigaan menjadi penerimaan, masa bodoh menjadi minat, yang dulunya lalau
menjadi pengertian.[13]
E.
Jejaring Sekolah
Jejaring adalah merupakan sebuah struktur wadah untuk mensinergikan
potensi informasi, pengetahuan dan komunikasi antar pemangku kepentingan (stakeholder)
dalam kerjasama yang memberikan manfaat kepada semua pihak.
Adapun ciri-ciri jejaring sekolah, yaitu:
a.
Adanya
tujuan dan kepentingan dan kerjasama yang hampir mirip.
b.
Adanya
keinginan uuntuk berbagi sumber daya dan keahlian untuk menyelesaikan
permasalahan bersama.
c.
Adanya
keinginan untuk saling menambah sesuatu yang saling bermanfaat.
d.
Adanya
hubungan timbal balik.
e.
Adanya
semangat untuk bekerja sama dengan lembaga sejawat atau organisasi lain sebagai
partnership.[14]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada lembaga
pendidikan Public Relations atau Humas juga sangat dibutuhkan. Apalagi
pada era global yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada aspek
kehidupan masyarakat. Humas berperan penting untuk membangun image
positif terhadap lembaga pendidikan baik dalam era global maupun dalam era
otonomi pendidikan. Selain itu Humas juga harus mampu menciptakan dan menjaga
hubungan yang harmonis baik secara internal maupun eksternal dalam lembaga
pendidikan, serta humas juga harus mampu mengelola informasi kepada publik
terkait dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga pendidikan, karena
lembaga pendidikan dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang
terjadi pada era global.
Disamping hal
tersebut diatas Humas di lingkungan pendidikan juga harus memiliki peranan yang
sangat penting diantaranya sebagai alat komunikasi internal dan eksternal
sekolah, sebagai alat sosialisasi program sekolah, sebagai alat klarifikasi
sekolah, dan sebagai alat jejaring sekolah.[15]
Subliyanto.
2010. Hubungan Humas Pendidikan dengan Sekolah. http://subliyanto.blogspot.in/2010/05/hubungan-humas-pendidikan-dengan.html. Diakses 2 Oktober 2015. Jam 20.00 WIB
[1]
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, (Jakarta, PT
Raja Grafindo Persada, 2005)
[2]
Eka
Sapti Cahya Ningrum, Memaksimalkan Peran Humas di Lembaga Pendidikan Anak
Usia Dini, hal. 2
[3]
Ibid. hal. 2-3
[4]
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, (Jakarta,
Raja Grafindo Persada, 1997), hal. 18
[5]
Tita Deitiana, Manajemen Humas (Public Relations) di Lembaga Pendidikan,(Jakarta,
STIE TRISAKTI, 2011), hal. 3
[6]
Rika Rahmawati dkk., Tugas Humas 3 (Laporan Hasil Observasi SMK),
(Surabaya, Universitas Negeri Surabaya, 2011)
[7]
Subliyanto, Hubungan Humas Pendidikan dengan Sekolah, http://subliyanto.blogspot.in/2010/05/hubungan-humas-pendidikan-dengan.html,
diakses 2 Oktober 2015, jam 20.00 WIB
[8]
Subliyanto, Hubungan Humas Pendidikan dengan Sekolah, http://subliyanto.blogspot.in/2010/05/hubungan-humas-pendidikan-dengan.html,
diakses 2 Oktober 2015, jam 20.00 WIB
[9]
Eka
Sapti Cahya Ningrum, Memaksimalkan Peran Humas di Lembaga Pendidikan Anak
Usia Dini, hal. 4-7
[10]
Subliyanto, Hubungan Humas Pendidikan dengan Sekolah, http://subliyanto.blogspot.in/2010/05/hubungan-humas-pendidikan-dengan.html,
diakses 2 Oktober 2015, jam 20.00 WIB
[11] Rosady
Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, (Jakarta, Raja
Grafindo Persada, 1997), hal. 20
[12]
Ibid. hal. 37
[13]
Subliyanto, Hubungan Humas Pendidikan dengan Sekolah, http://subliyanto.blogspot.in/2010/05/hubungan-humas-pendidikan-dengan.html,
diakses 2 Oktober 2015, jam 20.00 WIB
[14]
Rika Rahmawati dkk., Tugas Humas 3 (Laporan Hasil Observasi SMK),
(Surabaya, Universitas Negeri Surabaya, 2011)
[15]
Rika Rahmawati dkk., Tugas Humas 3 (Laporan Hasil Observasi SMK),
(Surabaya, Universitas Negeri Surabaya, 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar