MAKALAH
Disampaikan untuk Memenuhi Tugas Kuliah yang Dipresentasikan
Di Seminar Kelas Mata Kuliah Manajemen Kurikulum
Dosen:
Gatot Manisya
Aban, M.Pd.I
Oleh:
Joko Wahyu
Sampurno
Manajemen
Pendidikan Islam
Sekolah
Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim
Hidayatullah - Surabaya
2015
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang
telah memberikan kepada kita nikmat yang sempurna, yaitu nikmat Islam. Bagi-Nya
segala puji apa yang di langit dan di bumi, di dunia hingga akhirat. Bagi-Nya
segala syukur atas kebaikan dianugerahkan kepada semua manusia. Semoga
nikmat-Nya selalu diabadikan kepada kita selama-lamanya. Semoga kita diberi
kekuatan untuk bersyukur kepada-Nya.
Pada kesempatan ini, pemakalah
hendak menyajikan “Kinerja Kepala
Sekolah, Tugas dan Peran Kepala Sekolah dalam Manajemen Kurikulum”, dengan
keterbatasan waktu maupun referensi dalam menyajikan makalah ini, tentu banyak
sekali kekurangan dalam makalah yang saya buat ini. Sehingga pemakalah memohon
maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan pemakalah.
Semoga dapat menambah pengetahuan
dan khazanah, Insya Allah.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu yang dimiliki oleh seorang
manusia itu kuantitas dan kualitasnya berbeda. Ilmu itulah yang dapat
mengangkat derajat dan kehormatan manusia. Ilmu dapat diperoleh dimana saja
melalui proses pembelajaran. Pada proses secara umum lebih menekankan pada
pendidikan. Pendidikan itu terfokus pada interaksi antara pendidik dan peserta
didik dalam upaya membantu peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan
pendidikan. Interaksi pendidikan itu dapat berlangsung secara formal seperti di
sekolah atau secara informal seperti pada keluarga, pada masyarakat maupun di
lingkungan.
Dewasa ini, ilmu dan teknologi
berkembang sangat pesat. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap kurikulum yang
digunakan dalam proses pembelajaran. Kurikulum haruslah bisa mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi yang setiap saat selalu berkembang.
Pelaksanaan proses interaksi itu terutama di sekolah dilakukan secara berencana
yaitu dengan dibuatnya kurikulum. Kurikulum adalah hal yang sangat penting dan
harus diketahui oleh pendidik maupun calon pendidik. Dengan pendidik mengetahui
kurikulum, maka pelaksanaan pembelajaran di sekolah akan berlangsung dengan
baik. Dalam hal ini mengetahui tentang kurikulum saja tidaklah cukup. Pendidik
maupun peserta didik harus memahami tentang konsep dasar kurikulum, cara
mengorganisasikan kurikulum, dan melaksanakan kurikulum, dan mengembangkan
kurikulum.
Untuk mengetahui dan memahami lebih
lengkap tentang kurikulum maka kami membuat makalah ini dengan menggabungkan
dari berbagai sumber. Diharapkan dengan demikian calon pendidik dapat lebih
memahami tentang apa yang dimaksud dengan kurikulum. Dalam makalah ini akan
dibahas tentang kinerja kepala
sekolah, tugas dan peran kepala sekolah dalam manajemen kurikulum.[1]
B.
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
- Apa yang dimaksud dengan kepala sekolah ?
- Apa yang dimaksud dengan manajemen kurikulum ?
- Apakah tugas dan peran kepala sekolah ?
- Apakah tugas dan peran kepala sekolah dalam manajemen kurikulum ?
C.
Tujuan
Adapun yang menjadi
tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui
pengertian dari kepala sekolah
2. Untuk mengetahui
pengertian dari manajemen kurikulum
3. Untuk mengetahui tugas
dan peran kepala sekolah
4. Untuk mengetahui tugas
dan peran kepala sekolah dalam manajemen kurikulum
BAB II
ISI
A.
Pengertian Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah guru yang mendapat
tugas tambahan sebagai kepala sekolah. (Sudarman 2002: 145). Meskipun sebagai
guru yang mendapat tugas tambahan, kepala sekolah merupakan orang yang paling
betanggung jawab terhadap aplikasi prinsip-prinsip administrasi pendidikan yang
inovatif di sekolah.
Sebagai orang yang mendapat tugas
tambahan berarti tugas pokok kepala sekolah tersebut adalah guru yaitu sebagai
tenaga pengajar dan pendidik, disini berarti dalam suatu sekolah seorang kepala
sekolah harus mempunyai tugas sebagai seorang guru yang melaksanakan atau
memberikan pelajaran atau mengajar bidang studi tertentu atau memberikan
bimbingan. Berati kepala sekolah menduduki dua fungsi yaitu sebagai
tenaga kependidikan dan tenaga pendidik.[2]
B. Pengertian Manajemen Kurikulum
Dalam
hal ini pengertian manajemen kurikulum setidaknya meliputi:
1.
Manajemen kurikulum dan program pembelajaran
mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum. (E
Mulyasa, 2006 : 40)
2.
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha
bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada
usaha, meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. (Arikunto, Suharsimi
dan Lia Yuliana, 2009:131)
3.
Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem
pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik
dalam rangka mewujudkan ketercapaian kurikulum.
Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus dikembangkan
sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang di berikan pada lembaga
pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan
memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi
pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah
ditetapkan.[3]
Seorang kepala sekolah hendaknya memahami betul apa yang
menjadi tugas dan perannya di sekolah. Jika kepala sekolah mampu memahami tugas
dan perannya sebagai seorang kepala sekolah, maka ia akan mudah dalam
menjalankan tugasnya, terutama berkenaan dengan manajemen sekolah yang akan dikembangkannya.
Bekal kemampuan dalam memahami kompetensi sebagai seorang kepala sekolah ini
akan menjadi bekal dalam pelaksanaan kinerja yang harus dilakukannya. Ada
banyak kompetensi kepala sekolah yang setidaknya harus sudah dilaksanakan oleh
kepala sekolah dalam tugasnya sehari-hari di sekolah yang dipimpinnya.
Kompetensi yang dimiliki kepala sekolah adalah memahami
bahwa sekolah adalah sebagai suatu sistem yang harus dipimpin, karena
kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja
mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan. Jadi kepemimpinan kepala sekolah
harus menunjuk kepada suatu proses kegiatan dalam hal memimpin, membimbing,
mengontrol perilaku, perasaan serta tingkah laku terhadap orang lain yang ada
dibawah pengawasannya.
Berdasarkan kebijakan Depdiknas (2006), terdapat tujuh
peran kepala sekolah yaitu educator (pendidik), manajer, administrator,
supervisor, leader (pemimpin), pencipta iklim kerja, dan wirausahawan. EMASLIM
(education, manager, administrator, supervisor, leader, inovator, dan
motivator)
1. Kepala Sekolah sebagai Educator (pendidik)
Pendidik
adalah orang yang mendidik, sedangkan mendidik diartikan memberikan latihan
(ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran sehingga pendidikan
dapat diartikan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
Sebagai seorang pendidik kepala sekolah harus mampu menanamkan, memajukan dan
meningkatkan empat macam nilai, yaitu:
·
Mental,
hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia.
·
Moral, hal-hal
yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban
atau moral.
·
Fisik, hal-hal
yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan dan penampilan
manusia secara lahiriah.
·
Artistik,
hal-hal yang berkaitan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.
Maka hal yang perlu diperhatikan oleh seorang kepala
sekolah sebagai pendidik mencakup dua hal pokok yaitu sasaran atau kepada siapa
perilaku sebagai pendidik itu diarahkan dan bagaimana peranan sebagai pendidik
itu dilaksanakan. Oleh karena itu ada tiga yang menjadi sasaran utamanya yaitu
para guru atau tenaga fungsional yang lain, tenaga administratif (staf) dan
para siswa atau peserta didik. Disamping ketiga sasaran utama pelaksanaan
peranan kepala sekolah sebagai pendidik, terdapat pula kelompok sasaran lain
yang tidak kalah pentingnya yaitu organisasi orang tua siswa, organisasi siswa,
dan organisasi para guru.
Keberadaan organisasi orang tua siswa lebih banyak
diperlukan untuk membantu dan mengatasi keperluan berbagai sumber daya dalam
membina kehidupan kepala sekolah, baik berupa dana, sarana, jasa maupun
pemikiran-pemikiran juga membantu pelaksanaan pembinaan kesiswaan, khususnya
pelaksanaan program-program diluar kurikuler.
Organisasi siswa diperlukan dalam usaha memberikan wadah
bagi para siswa dalam menumbuhkan dan mengembangkan berbagai minat, bakat, dan
kreativitas melalui program-program kurikuler, maupun diluar kurikuler serta
dalam usaha menunjang keberhasilan program kurikuler.
Organisasi guru sebenarnya merupakan organisasi profesi,
sebab didalam organisasi terhimpun para guru yang mempunyai latar belakang
pendidikan yang sama. Sebagai organisasi profesi ada dua hal pokok yang sangat
penting menjadi acuan, yaitu sebagai salah satu wadah pembinaan dan
pengembangan profesi sesuai dengan bidangnya.
2.
Kepala Sekolah sebagai Manajer
Seorang
manajer atau kepala sekolah hakikatnya adalah seorang perencana, organisator,
pemimpin, dan seorang pengendali. Menurut Stoner ada delapan macam fungsi
seorang manajer yang perlu dilaksanakan dalam suatu organsasi dan merupakan
fungsi kepala sekolah juga yaitu:
·
Kepala sekolah
bekerja dengan dan melalui orang lain (work with and through other
people).
·
Kepala sekolah
bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (responsible and accountable).
·
Dengan waktu
dan sumber yang terbatas, seorang kepala sekolah harus mampu menghadapi
berbagai persoalan (managers balance competing goals and set
priorities).
·
Kepala sekolah
harus berpikir secara analistik dan konsepsional (must think analytically and
conceptionally).
·
Kepala sekolah
sebagai juru penengah (mediators).
·
Kepala sekolah
sebagai politisi (politicians).
·
Kepala sekolah
adalah seorang diplomat.
·
Kepala sekolah
berfungsi sebagai pengambil keputusan yang sulit (make difficult decisions).
Sedangkan
menurut Longenecker cs berpendapat bahwa berdasarkan hasil analisis kegiatan
manajerial, mengidentifikasi adanya landasan utama fungsi-fungsi manajemen,
yaitu:
·
Planning and decision making;
·
Organizing for effective
performance;
·
Leading and motivating;
·
Controlling performance.
3. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin
Kata “memimpin” memberikan arti memberikan bimbingan,
menuntun, mengarahkan dan berjalan didepan (precede). Pemimpin
berperilaku untuk membantu organisasi dengan kemampuan maksimal dalam mencapai
tujuan. Kepemimpinan adalah satu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan,
oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi
seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan (followership), kemauan orang lain atau bawahan untuk
mengikuti keinginan pemimpin. Maka dengan kata lain pemimpin tidak akan
terbentuk tanpa bawahan.
Menurut Koontz
kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu:
·
Mendorong
timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru,
staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing.
·
Memberikan
bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta memberikan
dorongan memacu dan berdiri didepan demi kemajuan dan memberikan inspirasi
sekolah dalam mencapai tujuan.
Kepala sekolah
sebagai seorang pemimpin menurut H.G.Hicks dan C.R. Gullet mengatakan bahwa
fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin adalah
1. Harus memberikan perlakuan yang sama terhadap orang-orang
yang menjadi bawahannya yang dapat menciptakan semangat kebersamaan diantara
guru, staf dan para siswa;
2. Selalu memberikan sugesti kepada guru, staff dan siswa
agar terpelihara semangat, rela berkorban, rasa kebersamaan dalam melaksanakan
tugas masing-masing;
3. Kepala sekolah bertanggung jawab untuk memenuhi atau
menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para guru, staff, dan siswa baik
berupa dana, peralatan, waktu, dan bahkan suasana yang mendukung;
4. Berperan sebagai katalisator, dalam arti mampu
menimbulkan dan menggerakkan semangat baru guru, staf dan siswa dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan;
5. Dapat menciptakan rasa aman didalam lingkungan sekolah
agar guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugasnya merasa aman;
6. Menjadi teladan dalam hal sikap dan penampilan;
7. Selalu memberikan penghargaan terhadap guru, staf dan
siswa yang berprestasi.
4. Kepala Sekolah sebagai Administrator
Menurut Gorton
(Sagala, 2009) bagi kepala sekolah ada tiga alasan penting untuk mengetahui
prinsip-prinsip dalam memberikan pelayanan pendidikan yaitu kepala sekolah
dapat mengembangkan rencana yang belum memiliki pola organisasi, mengevaluasi
dan memperbaiki struktur organisasi, dan membuat rekomendasi dan mengevaluasi
rencana struktur yang diusulkan. Semua prinsip dan program pelayanan
diorganisasikan sehingga semua aktivitas dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien dengan tujuan akhir membantu mencapai tujuan sekolah. Sebagai
administrator juga kepala sekolah hendaknya dapat mengalokasikan anggaran yang
memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru yaitu dengan menghargai setiap
guru yang berprestasi.
5.
Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Secara specifik
program supervisi menurut Sestina (sagala 2009) meliputi: membantu guru secara
individual dan secara kelompok dalam memecahkan masalah pengajaran;
mengkoordinasikan seluruh usaha pengajaran menjadi perilaku edukatif yang
terintegrasi dengan baik; menyelenggarakan program latihan berkesinambungan
bagi guru-guru; mengusahakan alat-alat yang bermutu dan mencukupi bagi
pembelajaran; membangkitkan dan memotivasi kegairahan guru yang kuat untuk
mencapai prestasi kerja yang maksimal; membangun hubungan yang baik dan
kerjasama antara sekolah, lembaga social dan instansi terkait serta masyarakat.
Jadi untuk
mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala
kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan
melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara
langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan
dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (E. Mulyasa, 2004). Dari hasil
supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang
bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut
tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus
mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.
6.
Kepala Sekolah sebagai Pencipta Iklim Kerja
Budaya dan
iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk
menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk meningkatkan
kompetensinya. Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan budaya dan iklim kerja
yang kondusif, kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut :
a. para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang
dilakukannya menarik dan menyenangkan,
b. tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas dan
diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja,
para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut,
c. para guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap
pekerjaannya,
d. pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun
sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan,
e. usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru,
sehingga memperoleh kepuasan (modifikasi dari pemikiran E. Mulayasa tentang
Kepala Sekolah sebagai Motivator, E. Mulyasa, 2003).
7.
Kepala sekolah sebagai wirausahaan
Dalam
menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dihubungkan dengan peningkatan
kompetensi guru, maka kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan pembaharuan,
keunggulan komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah
dengan sikap kewirauhasaan yang kuat akan berani melakukan perubahan-perubahan
yang inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang berhubungan
dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.
Dampak dari
tugas dan peran kepala sekolah yang juga harus dipahami adalah kepala sekolah
harus mampu melihat kinerjanya dalam memahami dan menghayati Standar Pelayanan
Minimal (SPM) dan melaksanakannya secara tepat, serta memahami lingkungan
sekolah sebagai bagian dari sistem sekolah yang bersifat terbuka.
Tugas dan peran kepala sekolah lainnya menurut Glickman,
Stephen, and Jovita (Glatthorn, 2006: 232) yaitu berhubungan dengan guru yaitu
membantu mengembangkan kompetensi guru. Ada empat cara membantu guru untuk
meningkatkan kompetensinya yaitu; menawarkan bantuan secara langsung,
memberikan service pendidikan, bekerja dengan guru dalam mengembangkan kurikulum,
dan membantu guru dalam melakukan penelitian tindakan kelas.
Selain itu
kepala sekolah berperan dalam hal pengambilan keputusan yang berkenaan dengan
pengembangan sekolah. Ada tujuh langkah yang harus dilakukan oleh seorang
pemimpin dalam hal pengambilan keputusan, yaitu;
Langkah1: Mengenali,
mendefinisikan, dan membatasi kebutuhan
Langkah2: Menganalisis
dan mengevaluasi kebutuhan
Langkah3: Menentukan
kriteria perencanaan untuk memenuhi kebutuhan
Langkah4: Pengumpulan
data yang akan membantu dalam menentukan bagaimana caranya memenuhi kebutuhan
Langkah5: Merumuskan,
memilih, dan menguji satu atau lebih cara untuk memenuhi kebutuhan
Langkah6: Menempatkan
beroperasi setidaknya satu pilihan cara untuk memenuhi kebutuhan
Langkah7: Mengevaluasi keefektifan dari satu atau lebih
cara untuk memenuhi kebutuhan.
Dalam pelaksanaan tugas dan peranan kepemimpinan kepala
sekolah berhasil dipengaruhi oleh kepribadian yang kuat, memahami tujuan
pendidikan dengan baik, wawasan luas, dan keterampilan professional terkait
dengan tugasnya sebagai kepala sekolah.
D.
Tugas dan Peran Kepala Sekolah dalam Manajemen Kurikulum
Secara umum
tugas dan peran kepala sekolah memiliki 5 dimensi kompetensi sebagaimana
termaktub pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah, yaitu kompetensi kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, supervisi, dan kompetensi sosial.
Adapun tugas dan peran kepala sekolah yang berkenaan dengan
manajemen kurikulum yang terdapat pada kompetensi manajerial, adalah sebagai
berikut:
1.
Menyusun
perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan.
2.
Mengembangkan
organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan.
3.
Memimpin
sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal.
4.
Mengelola
perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajaran yang efektif.
5.
Menciptakan
budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta
didik.
6.
Mengelola
guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sember daya manusia secara optimal.
7.
Mengelola
sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.
8.
Mengelola
hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka pendirian dukungan ide, sumber
belajar, dan pembinaan sekolah.
9.
Mengelola
peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru serta penempatan dan
pengembangan kapasitas peserta didik.
10.
Mengelola
pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan
pendidikan nasional.
11.
Mengelola
keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan,
dan efisien.
12.
Mengelola
ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah.
13.
Mengelola
unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan
peserta didik di sekolah.
14.
Mengelola
sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan
keputusan.
15.
Memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen
sekolah.
16.
Melakukan
monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan
prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut.
Selain tugas
dan peran kepala sekolah yang dimiliki berkenaan dengan manajemen kurikulum,
yaitu berhubungan dengan kompetensi kepala sekolah dalam memahami sekolah
sebagai sistem yang harus dipimpin dan dikelola dengan baik, diantaranya adalah
pengetahuan tentang manajemen itu sendiri. Kemampuan dalam mengelola ini
nantinya akan dijadikan sebagai pegangan cara berpikir, cara mengelola, dan
cara menganalisis sekolah dengan cara berpikir seorang manajer. Selain itu,
kepala sekolah juga harus mampu memahami bahwa dirinya harus mampu menunjukkan
upaya dalam meningkatkan output sekolah (kualitas, produktivitas, efisiensi, efektivitas,
dan inovasi).[5]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sebagai orang yang mendapat
tugas tambahan berarti tugas pokok kepala sekolah tersebut adalah guru yaitu
sebagai tenaga pengajar dan pendidik, disini berarti dalam suatu sekolah
seorang kepala sekolah harus mempunyai tugas sebagai seorang guru yang
melaksanakan atau memberikan pelajaran atau mengajar bidang studi tertentu atau
memberikan bimbingan.
Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu
sistem pengelolaan kurikulum yang komperatif, komprehensif, sistemik dan
sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam
pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus di kembangkan sesuai dengan konteks
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan
(KTSP). oleh karna itu, otonomi yang di berikan pada lembaga pendidika atau
sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memproritaskan
kebutuhan dan ketercapaian saran dan visi dan misi lembaga pendidikan atau
sekolah tidak mengabaikan kebijakan nasional yang telah ditetapkan.
Berdasarkan kebijakan Depdiknas (2006), terdapat tujuh
peran kepala sekolah yaitu educator (pendidik), manajer, administrator,
supervisor, leader (pemimpin), pencipta iklim kerja, dan wirausahawan. EMASLIM
(education, manager, administrator, supervisor, leader, inovator, dan
motivator)
Adapun tugas
dan peran kepala sekolah yang berkenaan dengan manajemen kurikulum yang
terdapat pada kompetensi manajerial.
[1]
Galih Prismasari Shillahaque, Makalah Manajemen Kurikulum, (Surakarta,
Universitas Sebelas Maret, 2013)
[2]
https://yesisaadah84.wordpress.com/tugas-sim-pendidikan-3/tugas-kepala-sekolah-dan-guru/,
diakses pada tanggal 21 Oktober 2015, jam 16.00
[3]
Galih Prismasari Shillahaque, Makalah Manajemen Kurikulum, (Surakarta,
Universitas Sebelas Maret, 2013)
[4]
https://intanrumapea.wordpress.com/2012/02/09/tugas-dan-peranan-kepala-sekolah/,
diakses pada tanggal 21 Oktober 2015, jam 16.00
[5]
http://makalahpendidikanislamismail.blogspot.in/2015/07/manajemen-kurikulum.html,
diakses pada tanggal 21 Oktober 2015, jam 02.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar