Kualitas
Kinerja Guru
MAKALAH
Disampaikan untuk Memenuhi Tugas
Kuliah yang Dipresentasikan Di Seminar Kelas Mata Kuliah Manajemen Kurikulum
Dosen:
Gatot M. Aban,
M.Pd.I
Oleh:
Teguh Prasetyo
Manajemen
Pendidikan Islam
Sekolah
Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim
Hidayatullah -
Surabaya
2015
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kepada kita nikmat yang sempurna,
yaitu nikmat Islam. Bagi-Nya segala puji apa yang di langit dan di bumi, di
dunia hingga akhirat. Bagi-Nya segala syukur atas kebaikan dianugerahkan kepada
semua manusia. Semoga nikmat-Nya selalu diabadikan kepada kita selama-lamanya.
Semoga kita diberi kekuatan untuk bersyukur kepada-Nya.
Pada
kesempatan ini, pemakalah hendak menyajikan “Kualitas Kinerja Guru”, dengan keterbatasan waktu maupun referensi
dalam menyajikan makalah ini, tentu banyak sekali kekurangan dalam makalah yang
saya buat ini. Sehingga pemakalah memohon maaf yang sebesar-besarnya atas
kesalahan pemakalah.
Semoga
dapat menambah pengetahuan dan khazanah, Insya Allah.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada
pembentukan kurikulum, juga perlu dipersiapkan tentang bagaimana metode yang
akan digunakan oleh para pendidik saat kegiatan belajar mengajar kepada peserta
didik atau para siswa. Selain metode-metode pembelajaran tersebut, juga
diperlukan guru-guru yang berkualitas dalam mengaplikasikan metode tersebut. Bila
metode belajar mengajar sudah ditemukan cocok dengan para siswa, tahap
selanjutnya ialah memperhatikan kualitas kinerja guru.
Tak
bisa dipungkiri bahwa setiap pendidik mempunyai kualitas kinerja yang
berbeda-beda, menurut pengalaman atau jam terbang mengajar guru tersebut.
Disini pemakalah akan sedikit menjelaskan tentang kualitas kinerja guru dari
referensi buku. Pun juga bisa sebagai acuan kepada para pendidik untuk menambah
pengetahuan tentang kinerja guru.
2. Rumusan Masalah
Dalam
makalah ini kami dapat mengambil beberapa pokok permasalahan yang perlu
dibahas, yaitu:
a. Apa
saja konsep dasar penilaian guru ?
b. Apa
sajakah yang dimuat dalam kualitas kinerja guru ?
c. Apa
yang menjadi tolok ukur kualitas kinerja guru ?
d. Apa
sajakah kriteria kualitas kinerja guru ?
e. Bagaimana
peranan guru yang berkaitan dengan kompetensi guru ?
f. Apa
saja tugas keprofesionalan guru ?
g. Apa
tugas guru ?
h. Apa
yang menjadi alat penilaian kemampuan guru (APKG) ?
i.
Apa saja
indikator abilitas guru dari keterampilan mengajar (teaching skills) ?
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Konsep Dasar Penilaian Guru
Kualitas kinerja guru meliputi 3
aspek, yaitu: 1) pengertian kinerja; 2) kualitas kinerja guru; dan 3) ukuran
kualitas kinerja guru.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia
dikemukakan bahwa kinerja merupakan sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang
diperlihatkan, dan kemampuan kerja. Menurut August W. Smith, kinerja adalah performance
is outpot derives from processes, human or otherwise (kinerja adalah hasil
dari suatu proses yang di lakukan manusia).
2. Kualitas Kinerja Guru
Ukuran kinerja guru menurut T.R.
Mitchel (1989) dapat dilihat dari quality of work, promthens, initiative,
and communication.
Standar kinerja dapat dijadikan
patokan dalam mengadakan pertanggung jawaban terhadap apa yang telah dilaksanakan.
Menurut Ivancevich (1996), patokan tersebut meliputi:
a) Hasil,
mengacu pada ukuran output organisasi
b) Efisiensi,
mengacu pada penggunanaan sumber daya langka oleh organisasi
c) Kepuasan,
mengacu pada keberhasilan organisasi dalam memenuhi kebutuhan karyawan atau
anggotanya
d) Keadaptasian,
mengacu pada ukuran tanggapan organisasi terhadap perubahan.
Ada
10 dasar yang harus di kuasai oleh seorang guru yaitu
a) Menguasai
bahan materi pelajaran
b) Mengelola
program pembelajaran
c) Mengelola
kelas
d) Menggunakan
media dan sumber belajar
e) Menguasai
landasan pendidikan
f) Mengelola
interaksi pembelajaran
g) Menilai
prestasi belajar siswa
h) Mengenal
fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan
i)
Mengenal dan
menyelenggaran administrasi sekolah
j)
Memahami dan
menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pembelajaran
3. Ukuran Kualitas Kinerja Guru
Menurut ISPI
(1995) hasil atau output dari produktivitas pendidikan yaitu sebagai berikut:
Produktivitas
pendidikan
a. Efektivitas
prestasi
1) Masukan
yang merata sebagai realisasi prinsip demokrasi pendidikan
2) Keluaran
yang banyak, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan
3) Nilai
ekonomik yang baik bagi keluaran khususnya tamatan
Prosenya:
a) Menggairahkan
dan memberi motivasi siswa belajar.
b) Semangat
dan disiplin tinggi kepada para guru.
c) Memiliki
tingkat kepercayaan berbagai pihak
b. Efisiensi
Menggunakan fasilitas,
tenaga, dana, dan waktu seminimal mungkin, tetapi dengan hasil yang baik.
4. Kriteria Kualitas Kinerja Guru
Kemampuan
pokok yang dijadikan tolak ukur kualitas kinerja guru adalah sebagai berikut :
a. Kompetensi
Pedagogik
Kompetensi padegogik
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan, dan pelaksanaa kegiatan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang di miliki peserta didik.
Kriteria kompetensi
padegogik meliputi:
Ø Menguasai karakteristik peserta
didik. Guru mampu mencatat dan menggunakan
informasi tentang karakteristik peserta didik untuk membantu proses
pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual,
sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya.
Ø Menguasai teori belajardan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
Ø Mampu mengembangkan kurikulum
Ø Menyelenggarakan kegiatan
pengembangan yang mendidik
Ø Pengembangan potensi peserta didik.
Ø Komunikasi dengan peserta didik yang efektif,
empatik, dan santun
Ø Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar
Ø Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran
b. Kompetensi
Kepribadian
Kriterianya yaitu :
Ø Bertindak
sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
Ø Menampilkan
diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan sebagai teladan.
Ø Menunjukkan
etos kerja, tanggung jawab, rasa bangga manjadi guru dan percaya diri.
Ø Menampilkan
diri sebagai guru yang mantap, stabil, dewasa, dan arif.
Ø Menjunjung
tinggi kode etik sebagai guru.
c. Kompetensi
Sosial
Kriterianya yaitu :
Ø Bertindak
objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, ras,
budaya, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial;
Ø Berkomunikasi
secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik serta orang di
sekitar;
Ø Mampu
beradaptasi di tempat kerja;
Ø Berkomukiasi
dengan komunitas seprofesi danprofesi lain.
d. Kompetensi
Profesional
Kriterianya yaitu;
Ø Menguasai
materi, struktur, konsep, dan pola piker keilmun yang mendukung mata pelajaran
yang di ampu;
Ø Menguasai
standar kompetensi dan kompetensi dasara mata pelajaran yang di ampu;
Ø Mangembangkan
materi pembelajaran yang di ampu secara kreatif;
Ø Mengembangkan
keprofesioanalan secara berkelanjutan dangan melakukan tindakan reflektif
Ø Memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
5. Peranan Guru
Peranan
guru berkaitan dengan kompetensi guru
a. Guru
melakukan diagnosis terhadap perilaku awal siswa
Diharapkan jika guru
telah mengetahui betul kondisi siswanya akan mempermudah memberikan materi
pelajaran yang sesuai dangan kebutuhan, minat, dan bakat siswa.
b. Guru
membuat perencananaan pelaksanaan prmbelajaran (RPP)
c. Guru
melaksanakan proses pembelajaran
d. Guru
sebagai pelaksana administrasi sekolah
e. Guru
sebagai komunikator. Menyangkut proses penyampaian informasi kepada, dirisedndiri,
anak didik, atasan, wali murid serta masyarakat pada umumnya.
f. Guru
mampu mengembangkan ketrampilan diri
g. Guru
dapat mengambangkan potensi anak
h. Guru
sebagai pengembang kurikulum di sekolah
6. Kompetensi Profesional Guru
Istilah
professional berarti orang yang memilki keahlian, pekerjaan yang bersifat
professional. Guru professional yaitu mereka yang secara spesifik memiliki
pekerjaan yang didasari oleh keahlian keguruan dengan pemahaman yang mendalam
terhadap landasan kependidikan dan memiliki ketrampilan untuk
mengimplemantasikan teori kependidikan tersebut.
Tugas
keprofesional guru meliputi merencanakan, melaksanakan, dan menilai
pembelajaran.
a. Ketrampilan
merencanakan pembelajaran
Tugasnya meliputi
kemampuan dalam memajhami tujuan pembelajaran, melakukan analisis pembelajaran,
mengenalai perilaku siswa, mengidentifikasi karakteristik siswa, merumuskan
tujuan tujuan pembelajaran, mengembangkan butir-butir tes, mengembangkan media
dan metode pembelajaran, menerapkan sumber-sumber pembelajaran, mengoordinasikan
segala factor pendukung, mengembangkan dan melakukan pemilaian awal terhadap
rencana pembelajaran, dan melakukan penilaian akhir terhadap rencana
pembelajaran.
b. Ketrampilan
melaksanakan pembelajaran
Ketrampilan ini merujuk
pada tugas professional guru dalam menciptakan satu sistem atau melakukan
aktifitas-aktifitas pembelajaran dan menutup pembelajaran. Ada tiga tugas atau
aktifitas pokok dalam mel;aksanakan pembelajaran, yaitu membuka, mengelola dan
menutup pembelajaran.
c. Ketrampilan
menilai pembelajaran
Tugasnya meliputi;
melakukan penilaian dengan menggunakan instrument penilaian dangan menggunakan
instrument penilaian yang telah di kembangkan pada waktu perencanaan
pembelajaran; melakukan modofikasi dan penskoran; seta memberikan masukan serta
tindak lanjut perbaikan proses dan memberikan pembelajaran remedial.
Ketrampilan-ketrampilan
yang di perlukan untuk melaksanakan tugas penilaian pembelajaran adalah harus
memahami metodologi penilaian yang baik,bentuk dan jenis tes, penskoran,
statistic yang berhubungan dangan penilaian, serta progam pelaksanaan remedial
dan pengayaan.
7. Tugas Guru
Tugas
guru sesungguhnya sangatlah berat dan rumit karena menyangkut nasib dan masa
depan sebuah generasi manusia. Karena itulah, kita sering mendengar tuntutan
dan harapan masyarakat agar guru harus mampu mencerminkan tuntutan situasi dan
kondisi masyarakat ideal di masa mendatang. Akibat tuntutan yang berlebihan
sering kali guru menjadi cemoohan masyarakat ketika hasil kerjanya kurang
memuaskan dalam artian peserta didik tidak bisa sesuai yang diharapkan oleh
orang tua, lebih-lebih oleh masyarakat pada umumnya.
8. Indikator Kinerja Guru
Alat
Penilaian Kemampuan Guru (APKG) menyoroti tiga aspek utama, yaitu: (1) rencana
pembelajaran (RPP), (2) prosedur pembelajaran dan hubungan antar pribadi, serta
(3) penilainan pembelajaran.
a. Perencanaan
guru dalam program kegiatan pembelajaran (RPP)
Menurut
R. Ibrahim dan Nana Syaodih berpendapat, bahwa “umumnya guru hanya di tuntut
dua macam progam pembelajaran, yaitu untuk jangka waktu yang cukup panjang
seperti program semesteran (untuk SMP dan SMA) atau program catur wulan (untuk
SD), dan program progam untuk jangka waktu singkat yaitu untuk setiap satu
pokok bahasan.”
Unsur/komponen
yang dimiliki oleh progam semesteran terdiri dari:
·
Tujuan/kompetensi
sesuai dengan kurikulum;
·
Pokok materi
sesuai dengan yang diajarkan;
·
Alternatif
metode yang akan digunakan;
·
Alternatif media
yang akan digunakan;
·
Evaluasi
pembelajaran;
·
Alokasi waktu
yang tersedia;
·
Satuan pendidikan,
kelas, semester, topik bahasan.
Unsur/komponen
yang dimiliki oleh progam jangka pendek terdiri dari:
·
Tujuan pembelajaran
khusus/indikator;
·
Pokok materi
yang akan disajikan;
·
Kegiatan
pembelajaran;
·
Alternatif
penggunaan media dan sumber belajar;
·
Alat evaluasi
yang digunakan.
b. Pelaksanaan
kegiatan pembelajaran
Kegiatan
pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh
adanya pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, serta penggunaan
metode dan strategi belajar.
c. Evaluasi
atau penilaian pembelajaran
Penilaian
hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mencapai atau
tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah di
lakukan. Pada tahap ini guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan
pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan
dan penggunaan hasil evaluasi.
Pendekatan
atau cara yang dapat di gunakan untuk melakukan evaluasi/penilaian hasil
belajar adalah melalui penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan
(PAK).
1) PAN
adalah cara penilaian yang tidak selalu tergantung pada jumlah soal yang di
berikan atau penilaian dimaksudkan untuk mengetahui kedudukan hasil belajar
yang dicapai berdasarkan norma kelas. Siswa yang paling besar mendapatkan skor
di kelasnya, maka ia memilki kedudukan tertinggi di kelasnya.
2) Sedangkan
PAK yaitu cara penilainannya, di mana nilai yang diperoleh siswa tergantung
seberapa jauh tujuan yang tercermin dalam soal-soal tes dapat dikuasai siswa.
Nilai tertinggi adalah nilai sebenarnya berdasarkan jumlah soal tes yang
dijawab benar oleh siswa. Dalam PAP terdapat passing grade atau batas
lulus, siswa dapat lulus atau tidak tergantung batas lulus yang ditetapkan.
Kemampuan
lainnya yang harus dikuasai guru dalam proses eavaluasi penilaian hasil belajar
adalah menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi yang dapat digunakan adalah tes
tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes ini umumnya ditujukan untuk
mengulang atau mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah
disampaikan sebelumnya.
Selanjutnya
yaitu pengolahan dan penggunaan hasil belajar. Dalam pelaksanaannya sangat
berkaitan erat. Pengolahan hasil belajar yang baik akan tercermin pada
penggunaan hasil belajar yang di aplikasikan ke dalam berbagai kegiatan
pengembangan pembelajaran.
Kinerja
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas, kemampuannya akan
terwujud bila memiliki ketrmpilan dan motivasi yang memadai. Untuk itu, unsur
yang harus di pahami dalam mengkaji kinerja guru adalah abilitas dan kecakapan.
9. Indikator Abilitas Guru
Abilitas
secara aplikatif indikatornya dapat digambarkan melalui delapan keterampilan
mengajar (teaching skills) sebagai berikut:
a. Ketrampilan
bertanya
Dalam
proses pembelajaran, bertanya memainkan peranan penting, hal ini dikarenakan pertanyaan yang tersusun
dengan baik dan teknik melontarkan pertanyaan yang tepat akan memberikan dampak
positif terhadap siswa, yaitu:
1) Meningkatkan
pastisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2) Membangkitkan
minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu masalah yang sedang
dibicarakan.
3) Mengembangkan
pola fikir dan cara belajar aktif dari siswa karena pada hakikatnya berpikir
itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya.
4) Menuntun
proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar
dapat menentukan jawaban yang baik.
5) Memusatkan
perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Pertanyaan
yang baik menurut Uzer Usman (1992: 67) adalah:
1) Jelas
dan mudah dimengerti oleh siswa.
2) Berikan
informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan.
3) Difokuskan
pada suatu masalah atau tugas tertentu.
4) Berikan
waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan.
5) Berikan
pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata.
6) Berikan
respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk menjawab
dan bertanya.
7) Tuntunlah
jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.
b. Kemampuan
memberi penguatan (reinforcement skills)
Penguatan
adalah segala bentuk respon apakah bersifat verbal (diungkapkan dengan
kata-kata langsung seperti: bagus, pintar, ya, betul, tepat sekali, dan
sebagainya), maupun nonverbal (biasanya dilakukan dengan gerak, isyarat,
pendekatan, dan sebagainya) merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru
terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau
umpan balik (feedback) bagi siswa atas perbuatannya sebagai suatu tindak
dorongan atau koreksi. Reinforcement dapat berarti juga respon terhadap
suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali
tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk memberikan ganjaran
atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam
interaksi pembelajaran.
Tujuan
dari pemberian penguatan ini adalah untuk:
1) Meningkatkan
perhatian siswa terhadap pembelajaran.
2) Merangsang
dan meningkatkan motivasi.
3) Meningkatkan
kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
Ada
4 cara dalam memberikan penguatan (reinforcement) yaitu:
1) Penguatan
kepada pribadi tertentu. Penguatan harus jelas kepada siapa ditujukan, yaitu
dengan cara menyebutkan namanya, sebab bila tidak jelas akan tidak efektif.
2) Penguatan
kepada kelompok siswa, yaitu dengan memberikan penghargaan kepada kelompok
siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik.
3) Pemberian
penguatan dengan cara segera. Penguatan seharusnya diberikan sesegera mungkin
setelah muncul tingkah laku/respon siswa yang diharapkan. Penguatan yang
ditunda cenderung kurang efektif.
4) Variasi
dalam penggunaan. Jenis penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi, tidak
terbatas pada satu jenis saja karena akan menimbulkan kebosanan, dan lama
kelamaan akan kurang efektif.
c. Ketrampilan
mengadakan variasi
Variasi
stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi pembelajaran
yang ditujukan untuk mengatasi kejenuhan siswa, sehingga dalam situasi belajar
mengajar, siswa menunjukkan ketekunan, antusiasme serta penuh partisipasi.
Tujuan
dan manfaat variation skills adalah untuk:
1) Menimbulkan
dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek pembelajaran yang relevan.
2) Memberikan
kesempatan berkembangnya bakat yang dimiliki siswa
3) Memupuk
tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara
mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.
4) Memberi
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang
disenangi.
Ada
tiga prinsip penggunaan variation skills yang perlu diperhatikan guru
yaitu:
1) Variasi
hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan
yang hendak dicapai.
2) Variasi
harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak
perhatian siswa dan tidak mengganggu kegiatan pembelajaran.
3) Direncanakan
secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
d. Ketrampilan
menjelaskan (explanning skills)
Keterampilan
menjelaskan dalam pembelajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang
diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu
dengan lainnya, misalnya sebab dan akibat. Penyampaian informasi yang terencana
dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama
kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan aspek yang sangat penting
dari kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa di dalam kelas.
Tujuan
pemberian penjelasan dalam pembelajaran adalah:
1) membimbing
siswa untuk dapat memahami konsep, hukum, dalil, fakta, dan prinsip secara
objektif dan bernalar;
2) melibatkan
siswa untuk berfikir dengan memacahkan masalah-masalah atau pertanyaan;
3) mendapatkan
balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi
kesalahpahaman siswa; dan
4) membimbing
siswa untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan
bukti-bukti dalam memecahkan masalah.
Komponen-komponen
dalam Menjelaskan (explaning skills)
1) Merencanakan
Penjelasan yang
dilakukan guru perlu direncanakan dengan baik, terutama yang berkenaan dengan isi
materi dan siswa itu sendiri. Isi materi meliputi analisis masalah secara
keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada di antara unsur-unsur yang
dikaitkan dengan penggunaan rumus, hukum, generalisasi yang sesuai dengan
hubungan yang telah ditentukan. Hal-hal yang berhubungan dengan siswa hendaknya
diperhatikan perbedaan individual tiap siswa baik itu usia, tugas perkembangan,
jenis kelamin, kemampuan, interes, latar belakang sosial budaya, bakat, dan
lingkungan belajar anak.
2) Penyajian
Suatu Penjelasan
Penyajian suatu
penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal berikuti
ini:
a) Kejelasan.
Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
oleh siswa, hindari penggunaan kata yang tidak perlu.
b) Penggunaan
Contoh dan Ilustrasi. Memberikan penjelasan sebaiknya menggunakan contoh-contoh
yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa dalam
kehidupan sehari-hari (kontekstual).
c) Pemberian
Tekanan. Dalam memberikan penjelasan guru harus memusatkan perhatian siswa
kepada masalah/topik utama dan mengurangi informasi yang tidak terlalu penting.
d) Penggunaan
Balikan. Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan
pemahaman, keraguan, atau ketidakmengertian siswa ketika penjelasan itu
diberikan.
e. Ketrampilan
membuka dan menutup pelajaran (set induction and closure skills)
Membuka
pelajaran (set insuction) adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh
guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan pra-kondisi bagi siswa agar
mental maupun perhatiannnya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya, sehingga
usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.
Menutup
pelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui
tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses
pembelajaran.
Komponen
membuka dan menutup pelajaran sebagaimana dijelaskan M. Uzer Usman (1992: 85)
adalah sebagai berikut:
1) Membuka
Pelajaran, komponennya meliputi:
a) Menarik
perhatian siswa. Gaya mengajar, penggunaan media pembelajaran atau pola
interaksi yang bervariasi.
b) Motivasi,
disertai kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan
ide yang bertentangan dan memperhatikan minat atau interes siswa.
c) Memberi
acuan melalui berbagai usaha, seperti mengemukakan tujuan pembelajaran dan
batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, mengingatkan
masalah pokok yang akan dibahas dan mengajukan beberapa pertanyaan.
d) Memberikan
persepsi (memberikan kaitan antara materi sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari) sehingga materi yang dipelari merupakan satu kesatuan yang utuh
yang tidak terpisah-pisah.
2) Menutup
Pelajaran, cara yang harus dilakukan guru adalah:
a) Meninjau
kembali penguasaan materi pokok dengan merangkum atau menyimpulkan hasil
pembelajaran.
b) Melakukan
evaluasi. Bentuk evaluasi yang dilakukan oleh guru antara lain adalah mendemonstrasikan
keterampilan, mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, mengeksplorasi pendapat
siswa sendiri dan memberikan soal-soal tertulis.
f. Kemampuan
dalam membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi
kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok siswa
dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau
informasi, pengambilan kesimpulan dan pemacahan masalah. Siswa berdiskusi dalam
kelompok-kelompok kecil di bawah bimbingan guru atau temannya untuk berbagi
informasi, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan.
Komponen-komponen
yang perlu dikuasi guru dalam membimbing diskusi kelompok yaitu:
1) Memusatkan
perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi, dengan cara merumuskan tujuan
dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi kemukakan masalah-masalah khusus,
catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan dan merangkum hasil
diskusi.
2) Memperjelas
masalah, untuk menghindari kesalahpahaman dalam memimpin diskusi seorang guru
perlu memperjelas atau menguraikan permasalahan, meminta komentar siswa, dan
menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan agar kelompok
peserta diskusi memperoleh pengertian yang lebih jelas.
3) Menganalisis
pandangan siswa. Adanya perbedaan pendapat dalam diskusi, menuntut seorang guru
harus mampu menganalisis dengan cara memperjelas hal-hal yang disepakati dan hal-hal
yang perlu disepakati disamping meneliti apakah suatu alasan mempunyai dasar
yang kuat.
4) Meningkatkan
urunan siswa, yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang, memberikan
contoh dengan tepat, dan memberikan waktu untuk berpikir dan memberikan urun
pendapat siswa dengan penuh perhatian.
5) Memberikan
kesempatan untuk berpartisipasi, dilakukan dengan cara memancing pertanyaan
siswa yang enggan berpartisipasi, memberikan kesempatan pada siswa yang belum
bertanya (diam) terlebih dahulu, mencegah monopoli pembicaraan, dan mendorong
siswa untuk berkomentar terhadap pertanyaan temannya.
6) Menutup
diskusi, yaitu membuat rangkuman hasil diskusi, menindaklanjuti hasil diskusi
dan mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi.
7) Hal-hal
yang perlu dihindari yaitu mendominasi/monopoli pembicaraan dalam diskusi,
membiarkan terjadinya penyimpangan dalam diskusi.
g. Keterampilan
mengelola kelas
Pengelolaan
kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses
pembelajaran, seperti penghentian perilaku siswa yang memindahkan perhatian
kelas, memberikan ganjaran bagi siswa yang tepat waktu dalam dalam
menyelesaikan tugas atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Komponen-komponen
dalam mengelola kelas adalah sebagai berikut:
1) Keterampilan
yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal, seperti menunjukkan sikap tanggap, memberikan perhatian, memusatkan
perhatian kelompok, memberikan petunjuk yang jelas, menegur bila siswa
melakukan tindakan menyimpang, memberikan penguatan (reinforcement).
2) Keterampilan
yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal, yaitu
berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan
maksud agar guru dapat melakukan tindakan remidial untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal. Guru dapat menggunakan strategi:
a) Modifikasi
tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami
masalah/kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan
mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
b) Guru
menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara memperlancar tugas-tugas
melalui kerjasama diantara siswa dan memelihara kegiatan-kegiatan kelompok.
c) Menemukan
dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Disamping
dua jenis keterampilan di atas, hal lain yang perlu diperhatikan oleh guru
dalam pengelolaan kelas adalah menghindari campur tangan yang berlebihan,
menghentikan penjelasan tanpa alasan, ketidaktepatan memulai dan mengakhiri
kegiatan, penyimpangan, dan sikap yang terlalu membingungkan.
h. Ketrampilan
pembelajaran perseorangan
Pembelajaran
ini terjadi bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru terbatas yaitu antara 3-8
orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan.
Hakikat
pembelajaran perseorangan adalah:
1) Terjadinya
hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan juga siswa dengan siswa.
2) Siswa
belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing.
3) Siswa
mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.
4) Siswa
dilibatkan dalam perencanaan kegiatan pembelajaran. Peran guru dalam
pembelajaran perseorangan ini adalah sebagai organisator, narasumber,
motivator, fasilitator, konselor dan sekaligus sebagai peserta kegiatan.
Komponen-komponen
yang perlu dikuasi guru berkenaan dengan pembelajaran perseorangan ini adalah:
1) Keterampilan
mengadakan pendekatan secara pribadi.
2) Keterampilan mengorganisasi.
3) Keterampilan
membimbing dan memudahkan belajar, yaitu memungkinkan guru membantu siswa untuk
maju tanpa mengalami frustasi. Hal ini dapat dicapai bagi guru yang memiliki
keterampilan dalam memberikan penguatan dan mengembangkan supervisi.
4) Keterampilan
merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, mencakup membantu siswa
menetapkan tujuan dan menstimulasi siswa untuk mencapai tujuan tersebut,
merencanakan kegiatan pembelajaran bersama siswa yang mencakup kriteria
keberhasilan, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, waktu serta kondisi
belajar, bertindak sebagai supervisor dan membantu siswa menilai pencapaiannya
sendiri.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Jadi,
peranan guru sebagai pendidik dalam kurikulum sangatlah penting, dikarenakan
pendidik sebagai alat penentu atau proses penentu dalam keberhasilan peserta
didik dalam memahami pelajaran maupun saat lulus nantinya (output).
Pun
standar kinerja menurut Ivancevich ada empat, yaitu: hasil (mengacu pada ukuran
output atau keluaran), efisiensi (mengacu pada penggunaan sumber daya),
kepuasan (mengacu pada keberhasilan pendidik dalam memenuhi kebutuhan peserta
didik dalam kegiatan belajar mengajar), dan keadaptasian (mengacu pada ukuran
tanggapan pendidik terhadap perubahan sikap atau mental peserta didik).
Abilitas secara
aplikatif indikatornya dapat digambarkan melalui delapan keterampilan mengajar
(teaching skills) sebagai berikut:
a. Keterampilan
bertanya
b. Kemampuan
memberi penguatan (reinforcement skills)
c. Ketrampilan
mengadakan variasi
d. Ketrampilan
menjelaskan (explanning skills)
e. Ketrampilan
membuka dan menutup pelajaran (set induction and closure skills)
f. Kemampuan
dalam membimbing diskusi kelompok kecil
g. Keterampilan
mengelola kelas
h. Ketrampilan
pembelajaran perseorangan
DAFTAR
PUSTAKA
Rusman.
… . Manajemen Kurikulum. (…: …)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar