Oleh: Fahmi Atsir Yahya
BAB
I (PEMBINAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PROFESI MENGAJAR GURU)
Pendidikan
diarahkan kepada pembentukan manusia yang diidamkan. Sedangkan pengajaran
adalah salah satu alat atau usaha untuk membentuk manusia tersebut. Isi dari
manusia yang berkualitas ialahmanusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berbudipekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, berkerja
keras, tangguh dan bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan trampil serta sehat
jasmani dan rohani.
Mengenai
guru telah di tegaskan pula bahwa
pendidikan dan pembinaan guru serta tenaga kependidikan lainnya perlu
ditingkatkan. Sisitem pendidikan di selenggarakan secara terpadu untuk
menghasilkan guru yang mandiri. Termasuk di dalamnya usaha perkembangan karier
dan kesejahteraannya, serta pemberian penghargaan bagi guru dan tenaga
kependidikan yang berprestasi.
Usaha
perbaikan dan peningkatan kualitas mengajar guru dilaksanakan memalui berbagi
kegiatan, baik melalui lembaga pre-service-education dan melalui kegiatan in-
service-education maupun on-service education. Yang di maksut dengan
pre-service-education, ialah mengadakan layanan pendidikan guru kepada mereka
yang belum pernah jadi guru, yang di maksut dengan in- service-education ialah
layanan yang di berikan oleh lembaga pendidikan guru, bagi mereka yang sudah
memiliki jabatan, dan yang di maksut dengan on-service education ialah layanan
yang diberikan para guru untuk dibidang studi tertentu di tempat mereka
mengajar.
Apakah
mengajar itu suatu progfesi ? pertanyaan ini dijawab oleh Richey dalam bukunya
: Palanning for Teaching, suatu profesi mempersyaratkan para anggotanya, adanya
komitmen mereka sendiri untuk menjujung tinggi martabat kemanusiaan lebih dari
pada kepentingang dirinya sendiri, menjadi anggota dari suatu organisasi, misalnya
klompok kepala sekolah atau pemilik sekolah, atau guru bidang studi tertentu (Richey:207-208),
dalam bukunya Educationand Teacher, B.J.chandler menegaskan definisimengajar “
profesi mengajar adalah suatu jabatan yang mempunyai kekhususan bahwa profesi
itu memerluka kelengkapan mengjar atau ketrampilan atau kedua duanya, yang
menggambarkan bahwa seseorang itu dalam hal melaksanakan tugas, setelah itu
Chandler menjelaskam ciri ciri suatu
profesi yang di kutip dari suatu publikasi yang dikluarkan oleh British
Institute of management, lebih mementingkan layanan kemanusian melebihi dari
kepenting pribadi. Sedangkan chandler sendiri mengemukakan ciri mengajar
sebagai suatu profesi yaitu : lebih
mementingkan layanan dari pada kepentingan pribadi. Cukup menarik pula bila
ciri guru sebagai profesi seperti yang di kemukakan oleh Eric hoyle, dalam
bukunya : The Role of the teacher ia mengemukakan beberapa kateria bagi suatu
profesi yaitu : hakekat suatu profesi asalah mengutamakan layanan suatu profesi
seperti yang di kemukaan kreteria suatu profesi yaitu : suatu profesi
menampakan bentuk dari perlayanan sosial.
Nampak istilah
profesi ini cukup menarik perhatian orang sekarang ini, Tentang istilah itu
sendiri everett Hughes menjelaskan bahwa : istilah profesi merupakan suatu
simboldari suatu konsep yang diharapkan dari suatupekerjaan dan selanjutnya
menjadi perkerjaan itu sendiri (Hughes, 1951).
BAB
II (PROFIL, STATUS, PERANAN TUGAS, DAN TANGGUNG JAWAB GURU)
Gambar
penampang sosok guru dapat di lihat dari berbagai sudut pandang. Untuk dapat
mengerti gambar sosok guru, terlebih dahulu dilihat beberapa pandangan tentang
guru baik dalam konteks sejarah maupun
konteks budaya, kemudian diungkapkan profil guru dalam pandangan Indonesia,
jadi bila bicara tentang profil guru, maka harus memahami secara mendasar
tentang identitas guru itu sendiri.
Secara
historis jabatan guru atau pendidikan mengandung makna pelayanan yang luhur.
Fungsinya melayani subjek didik dan di dalamnya terkandung noblestvocation(jabatan
yang mulia)
Di
dalam perguruan kuno bangsa yunani, anak anak kaum bangsawan di antar oleh pelayan atau budak budak.
Mereka juga mempunyai tugas mendidik dan menata anak. Dan pada di abat pertengahan yang menjabat guru adalah
orang orang yang terpangil dalam bidang layanan keagamaan. Mereka adalah orang
orang penting dan seolah olah memengang kunci keselamatan rohani dalam
masyarakat. Sesudah masa renaisanse diikuti dengan pesatnya ilmu pengetahuan
dan teknologi, maka pendidikan mengalami perubahan yang fundamental. Buku dan
media pendidikan lebih moderen dan buku itu merupakan lambangdari prestise.
Status
resmi guru diatur dengan undang undang. Karna tugasnya melayani masyarakat,
maka di angkat oleh penyelengra pendidikan secara resmi. Karna dia diangkat
resmi oleh penyelengara (negri atau swasta) maka dia adalah berstatus resmi
sebagai seorang pegawai. Status guru yang di angkat itu ditetapkan berdasarkan
ijazah bidang studi yang akan diajarkan juga ia mendapatkan lisensi atau
aktayang mempersyaratkan dia mampu mengajar atau mendapat jaminan bahwa ia
telah memiliki kewenangan mengajar. Seharusnya sebelum mengajar iaharus mangang
terlebih dahulu. Artinya ia harus melalui suatu tahap untuk memberikan
pengalaman dan kelengkapan profesonal yang cukup. Dengan demikian dia di antar
ke dalam situasi kerja yang penuh rasa aman.
Status
seorang guru berhubungan erat dengan kemampuan dirinya dan sumbangan pribadinya
terhadap siswa dan masyarakat dimana dia berkerja. Hal ini berhubungan dengan
kedudukanya dalam profesi mengajar.
Marion
Edmon mengutip salah satu tulisan dari institute for Education (UNESCO) yang
berjudul :
Preparing
Teacher for education for international understanding Edited by J.B. WillCock,
Hambrug Institute, 1962. Dalam tulisan itu dikatakan bahwa Unisco dan world
Confidration of the Organization of the Teaching profiseon (COTP) telah
mempunyai konsesus bersama, bahwa status guru di setiap daerah harus di
usahakan sedemikian rupa agar ditingkatkan. Ditingkatkan dari tingkat yang
rendah, kearah layanan yang lebih baik.
Status sosial ada dua cara yaitu :
menanyakan pendapat sejumlah siswa yang
memilih jabatan mengajar sebagai suatu karir dan menanyakan pendapar sejumlah
orang tentang jabatan mengajar bila dibandingkan dengan jabatan lain.
Ada suatu hasil
studi tentang urutan jabatan yang mempunyai prestasi tinggi – (George S. Count
dalam tulisannya: The States of Occupations School Review, Vol 33 jamani 1925,
hal 20 -21).
Piet A. Sahertian dan Ida Aleida Sahertian. 1992. Supervisi Pendidikan
dalam Rangka Program Inservice Education. (Jakarta : Reneka cipta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar